Wednesday 1 February 2017

Menghijaukan Bangunan di Ibukota Jakarta

Menghijaukan Bangunan di Ibukota Jakarta
Oleh Hanandityo Wahyusaputro
Vertical garden atau taman vertikal adalah beberapa jenis tanaman yang ditanam dengan mengunakan media tertentu, misalnya dengan metode hidropik menggunakan geotextile, dan ditata di dinding dengan menggunakan modul (untuk penempatan tanaman) dan mendapatkan pengaturan secara otomatis untuk pemeliharaan secara khusus. Funginya adalah untuk memaksimalkan pasokan dalam udara dalam rumah dan juga memperindahnya. Selain itu, keunggulan vertical garden yaitu dapat menggunakan media fasad bangunan sebagai tempat tanamnya, dengan di pasang secara vertikal. Sehingga konsep vertical garden sangat cocok untuk sebuah kawasan perkotaaan yang dipenuhi bangunan tingkat.
Beberapa gedung di Jakarta telah menerapkan konsep vertical garden pada bangunannya.  Contohnya yaitu Gedung Sandjaja yang berada  kawasan Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Tepat berseberangan dengan halte Transjakarta Harmoni terdapat sebuah kantor lima lantai yang dua sisi mukanya ditutupi dengan vertical garden. Selain fungsi estetika, penerapan vertical garden ini memberi kontribusi besar dan turut memberikan andil terhadap solusi ramah lingkungan.

Gambar 1. Gedung Sandjaja
(Sumber : indogreenwall.com)
Upaya pemerintah daerah DKI Jakarta untuk mengembalikan ruang terbuka hijau ke nilai 30% sangatlah beralasan. Berkurangnya luas ruang terbuka hijau yang nilainya kini hanya tinggal 9% tersebut dipicu karena semakin luasnya area yang tergantikan oleh pembangunan gedung-gedung komersil. Belum lagi semakin tingginya tingkat polusi udara karena tingginya volume kendaraan bermotor semakin menurunkan kualitas udara bagi masyarakat sekitar.Dengan tingginya nilai tanah di kawasan ini menyebabkan pemilik memaksimalkan peruntukan tanah kaveling untuk bangunan. Oleh karena itu tidak jarang dijumpai bangunan vertikal tanpa hijauan sama sekali di sekitarnya.
Namun berbeda dengan bangunan lainnya, Gedung Sandjaja yang digunakan sebagai showroom dan kantor ini menerapkan solusi jitu dengan cara melindungi muka bangunan dengan taman. Sandjaja, pemilik bangunan menuturkan bahwa upaya mikro yang dilakukan itu semata-mata untuk menginspirasi berbagai pihak agar mulai berpikir dan melakukan tindakan positif untuk menambah ruang terbuka hijau di sekitarnya sehingga menambah produksi oksigen. Apabila semua pihak mulai sepakat untuk menerapkan kepedulian ini maka Jakarta dapat menjadi the green city.
Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 339 m2. Pada kedua bidang yang menghadap ke arah jalan raya dan ke arah area parkir ditutupi dengan  vertical garden. Struktur  vertical garden dipasang pada area balkon dan dinding-dinding yang menghadap ke sisi luar, sehingga efektivitas area yang tertutup  vertical garden menjadi 308 m2. Apabila ditambah dengan area horizontal yang mengelilingi showroom yang luasnya mencapai 60 m2 maka area hijau yang terbentuk menjadi 368 m2 atau lebih luas dari area tanah yang digunakan untuk struktural bangunan.
Gambar 2. Bagian Balkon pada Bangunan
(Sumber : indogreenwall.com)
Konsep yang diterapkan pada perancangan vertical garden pada gedung ini yaitu memindahkan tanaman indah dan natural yang hidup di dalam hutan ke dalam kota. Uniknya, konsep komposisi yang diterapkan pada keempat balkon dan bidang masif diantaranya, memiliki tema dan keunikan seni tersendiri, sehingga menampilkan irama dinamis yang tidak membosankan. Pola susunan organik beragam jenis tanaman membentuk pola gelombang karena tanaman tidak tumbuh secara datar tetapi bervariasi ketebalannya sehingga terlihat unik, berdimensi dan natural. Tanaman yang tekstur daunnya halus, dipadukan dengan tanaman yang tekstur daunnya sedang atau dengan tanaman yang berdaun lebar seperti Philodendron dan Monstera.
Begitu pula komposisi warna menjadi terlihat semakin sempurna melalui padu padan beragam jenis warna daun dari yang berwarna hijau pekat, hijau, hijau kekuningan sampai yang terlihat kontras seperti tanaman yang berdaun warna maroon dan variegata. Diantara komposisi tanaman hias daun terdapat bunga yang berwarna ungu, putih, merah, merah muda dan oranye dari beberapa jenis tanaman seperti Ixora, Impatiens, anggrek, Melastoma dan Begonia yang semakin menambah semarak tampilannya. Keberadaan vertical garden tersebut menjadi pelindung terhadap fasad bangunan yang menghadap ke arah Barat. Proteksi yang diterapkan cukup berlapis yang terdiri dari lapisan barrier material, tekstil sintetik dan tanaman tersebut tentu saja mampu mereduksi panas matahari terutama di sore hari.
Gambar 3. Pola Tanaman pada Vertical Garden
(Sumber : indogreenwall.com)

 Apabila dahulu sebelum diberi  vertical garden, untuk mendinginkan ruangan di dalam setiap lantai diperlukan alat pendingin udara (AC) yang berjumlah tiga dan menyala sekaligus, sekarang cukup satu saja dan ini sudah terasa nyaman untuk beraktivitas. Selain mereduksi panas matahari dan mengurangi suhu di dalam ruangan, keberadaan vertical garden juga meredam suara bising dari luar serta memberi efek psikologis yang positif yaitu memberi sajian visual yang sejuk dan dingin serta dapat menekan emosi bagi siapa saja yang melihatnya. Seandainya semua bidang dinding gedung pencakar langit di Jakarta dihijaukan dengan memasang vertical garden maka Jakarta tidak kalah hijaunya dengan Singapura yang sudah mencanangkan kotanya tidak saja sebagai the garden city tetapi lebih ekspansif lagi menjadi the city in the garden with thousands of world-class vertical gardens.


Kritik Arsitektur 
Hanandityo W
4TB01
23313868