Thursday 21 April 2016

Mencoba Memulai Lagi

Hai Silent reader maupun orang-orang yang tersesat diblog gue. Cie yang nyari tugas buat soft skill juga *Gunadarma’s student will understand hehe.* Apa kabar semua? Jawabnya harus super ya!! *kebawa logat abang-abang golden way*Sebelum kalian meninggalkan web yang berdebu, membosankan dan hanya dipake buat softskill ini, gue bakal menghidupkan aktivitas lama gue yangudah gak lama gue  lakukan, Blogging.

Yak gue tau post ini bakal berpontensi kagak dibaca banyak orang. Palingan gue bakal nyembar link ke Facebook, twitter, path, atau line berharap orang-orang membacanya *sedih kali yak. Maklum, ini semua gara-gara temen gue, Dayat, yang memperkenalkan gue akan sosok si kampret Raditya Dika ini. Doi sering menyajikan cerita kehidupannya yang absurd, penuh komedi dan romansa percintaan yang kadang-kadang (bahkan hamper mirip) ngena dngan kisah hidup gue.

Yang menjadi inspirasi gue bukanlah gaya penyampaian ceritanya, namun awal ia meniti menulis diblog. Mungkin masih ada beberapa blogger yang sebelumnya lebih tenar dari doi. Namun, ibarata anak bayi, ketika mereka diajari mengucapkan kata mama untuk panggilan ibunya, sampai ia besar pasti ia memanggil ibunya denga sebutan mama. Memang tak 100 persen sih, tapi emang lu pernah nemu anak kecil yang manggil ibunya saat kecil dengan sebutan umi, lalu pas gede dia manggilnya mommy. Bisa jadi anak itu salah pergaulan.

Mungkin anak 90an menulis cerita hidupnya di diary. Diawali dengan kata “Dear Diary,” tangan kita pun tergerak untuk menulis kisah hidup kita yang kita alami pada hari kita menulis diary. Sifatnya yang masih privasi membuat kisah didalamnya terasa spesial dan membuat kita enggan memberitahu kepada orag tahu. Karena, Diary seakan tempat kedua untuk kita menceritakan sebuah perasaan yang terpedam. Pertama? Pastilah kepada tuhan kita

Seiring berkembangannya zaman, anak-anak mulai kurang tertarik menulis diary, terutama untuk para cowok.  Kesan diary yang sering melekat pada cewek membuat para cowok semakin gengsi untuk menulis diary. Dan terkadang, malah ada orang tua yang menggodai saat tau kita menulis diary. Hal ini membuat kita bangsa lelaki merasa tak sesuai dengan jalannya.

Dn era internet mulai merambah kehidupan masyarakat. Blog pun lahir. Media untuk berbagi cerita, informasi, dan bahkan kepentingan bisnis. Setelah itu, Facebook lahir, menjadi sebuah media social baru yang tak jarang menjadi media curhat *maklum gue juga tersangka ehe* Dan twitter juga muncul sebagai media Microblogging. Intinya medial social yang muncul sekarang tak jarang menjadi tempat kita curhat dan lebih lepas dalam hal privasi.

Kembali ke inti, Gue mau mencoba menulis kembali di blog ini, kalo bisa tidak hanya dalam hal tugas. Kebetulan, tugas pada semester ini bikin gue jenuh dan membuat gue males buat ngerjainnya. Ditambah lagi KP (Kerja Praktek) yang membuat gue jenuh. Gue butuh sebuah kegiatan baru, tapi gak ada yang menarik. Mungkin gue hanya perlu menumbuhkan hobi yang telah lama hilang beberapa waktu belakangan ini.

Dan kebetulan minggu lalu, gue baru aja menjalani Kuliah Lapangan Arsitektur (KLA) ke Korea Selatan. Terlintas gue kangen akan masa-masa saat gue ke Singapore sama anak kelasan 12 SMA gue. Perjalanan yang butuh perjuangan dengan bekerja kayak buruh pabrik pengupas permen Relaxa. Ampe kelas lengket-lengket dimarahin guru haha. What a memory of high school…

Mungkin Blogging gue bakal diawali dengan menulis catatan perjalanan gue selama ke Korea. Ok sampai jumpa di post berikutnya... 

No comments:

Post a Comment