Friday, 20 February 2015

Perlakuan Air Terhadap Bangunan Industri


ARSITEKTUR LINGKUNGAN

PERLAKUAN AIR TERHADAP BANGUNAN INDUSTRI













          Kelas                 : 2TB01
          Kelompok          :
1.       Eko Nurrizky Wicaksono (22313836)
2.      Febrinka Ayunanda U (23313376)
3.      Ghozi izzudin (23313712)
4.      Haidar Ramadhan (23313844)
5.      Hanandityo Wahyusaputro (23313868)
6.      Irwan Saputra L (24313534)
7.      Lorenza Tamara Octatrinas (25313031)
8.      Maya Fatimah  (25313368)
9.      Melinda Mansyur (29313798)
10.  Muhammad Fuad Novan (25313932)
11.  Muhammad Jundi Alhadid (26313013)
12.  Muhammad Muadz (263130330)
Muhammad Noor Cholis (29313997)








1.      KATA PENGANTAR




Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Perlakuan Air terhadap Bangunan Industri ini.
Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Arsitektur Lingkungan yang wajib ditempuh di Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Gunadarma. Laporan ini disusun sebagai pelengkapan nilai di mata kuliah tersebut.
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada        :
1.      Dosen Pembimbing
2.      Pimpinan PT Graha Adikarya Logam
3.      Karyawan PT Graha Adikarya Logam
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan.

                                               
                                   

                                                                                                            Jakarta, Februari 2015


                                                                                                                                    Penulis





PENDAHULUAN
   
   A.   LATAR BELAKANG

Pabrik adalah suatu bangunan industri besar dimana para pekerja mengolah benda atau mengawasi pemrosesan mesin dari suatu produk menjadi produk lain, sehingga mendapat nilai tambah.
Karena pabrik merupakan bangunan industri yang besar maka perlakuaan terhadap air pun berbeda dengan bangunan bangunan biasa. Bangunan pabrik memiliki limbah industri serta peraturan peraturan khusus dalam menangani pengelolaan air limbah, air bersih, air kotor, dan air hujan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas secara terperinci apa itu air limbah, air hujan, air kotor, dan air bersih serta bagaimana perlakuaan air limbah, air hujan, air kotor, dan air bersih di bangunan industri.

   B.   TUJUAN PENULISAN

1.     Memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Arsitektur Lingkungan yang diberikan oleh dosen.
2.     Memahami proses pembuangan, pengelolaan, dan macam macam air limbah pada bangunan industri.
3.     Memahami sistem pembuangan air hujan, dan air kotor.




PT. GRAHA ADIKARYA LOGAM

Lokasi : Jalan Beringin blok F15 NO.03 Delta Silicon II Lippo Cikarang Bekasi 17550 Jawa Barat





  
PT Graha Adikarya Logam Kemasindo merupakan perusahan yang bergerak di industri logam dan kertas (papper pallet & slip sheet). Beberapa produk Pallet dari PT Graha Adikarya Logam Kemasindo antara lain :
1    
      1 .      Paper
  v  Corrugated Paper (boards/boxes/pallet)
  v  Polystyrene
  v  Corrugated Plastic (boards/boxes)
  v  OPP Tape
  v  Air buble Sheets
  v  Expandable Polystyrene Foam
  v  LD/HD Polyethylene (bags/sheets)
  v  Stretch film
  v  Multi-coloured Offset Boxes/Gift Boxes

Pada laporan ini kami mengidentifikasi tentang perlakuan air pada industri. Kami mengidentifikasi pada bagian produk Papper Pallet. Adapun identifikasi yang kami lakukan, yakni :

1.      Pengolahan air bersih
2.      Limbah
Meliputi : a. jenis
                 b. pengolahan
                 c. teknologi
3.      Air Hujan
Meliputi : a. sistem
                 b. pembuangan akhir
4.      Air Kotor
Meliputi : a. sistem
                 b. pembuangan akhir







         1.      Pengolahan air bersih
Sumber Air bersih didapat dari tangki air bawah tanah yang di isi setiap minggunya dengan 2 truk tangki air bersih yang dimasukan ke dalam ground water tank. didalam ground water tank terdapat 2 sekat bak penampungan air yaitu raw water tank dan clean water tank,


Packaged Booster Pump

Berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari roof tank ke pengguna. Distribusi air bersih pada dua lantai teratas menggunakan packaged booster pump, sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
Perlengkapan dan aksesoris di dalam ruang pompa antara lain :
·         Butterfly Valve : membuka atau menutup aliran air
·         Gate Valve : membuka atau menutup aliran air
·         Strainer : menyaring kotoran pada bagian hisap pompa (suction)
·         Flexible Joint : menahan getaran pompa terhadap instalasi pipa
·         Check Valve : menahan balik aliran air
·         Pressure Tank : mengatur (setting) besarnya tekanan air
·         WLC : Water Level Control, mengendalikan pengoperasian pompa berdasarkan pada tingkat ketinggian air di dalam bak air
·         Floating Valve : membuka atau menutup aliran air secara otomatis berdasarkan ketinggian air di bak air
·         Pressure Switch : mengontrol pengoperasian pompa berdasarkan pada besarnya tekanan air
·         Pressure Gauge : alat untuk mengukur besarnya tekanan air
·         Vent Cap : membuang udara yang terjebak di dalam bak/tangki
·         AAV : membuang udara yang terjebak di dalam instalasi pipa secara otomatis
·         Pressure Reducing Valve (PRV)
PRV digunakan untuk menurunkan tekanan air didalam instalasi air bersih supaya air yang keluar dari kran air bersih mempunyai tekanan yang cukup.



       
        2.      Pengolahan Limbah & Penanganannya
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun domestic (rumah tangga atau yang lebih dikenal sabagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis sampah ini pada umumnya berbentuk padat dan cair. Pabrik Kertas menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Limbah beracun

Pabrik kertas menghasilkan limbah dalam volume yang sangat besar. Karakteristik dari limbah pabrik kertas adalah warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan padatan terlarut dan padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi biologis. Pabrik kertas juga menghasilkan limbah beracun seperti :
    1. limbah korosif yang dihasilkan dari penggunaan asam dan basa kuat dalam proses pembuburan          kertas
    2.limbah pewarna dan tinta yang mengandung logam berat

Warna air limbah yang hitam tidak mudah terurai secara alami sehingga meninggalkan warna yang persisten pada badan air penerima dan akan menghambat fotosintesis dan proses pembersihan alami self purification.

Bahan kimia dalam air limbah pabrik kertas seperti sulfite, fenol, klorin, metal merkaptan sangat membahayakan kehidupan biota perairan, dapat mengendap ke dasar perairan dan mengganggu keseimbangan dan kelestarian kehidupan perairan.Tingginya kebutuhan oksigen untuk menguraikan limbah pabrik kertas akan menurunkan kadar oksigen terlarut (DO) dalam air dan dapat menyebakan kondisi anoksik di perairan, sehingga tidak dapat dihuni lagi oleh biota alami.

Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar, sehingga dapat mengancam keseimbangan air pada lingkungan sekitarnya karena akan mengurangi jumlah air yang diperlukan makhluk perairan sungai dan mengubah suhu air. Limbah pabrik kertas dapat menyebabkan kelainan reproduktif pada plankton dan invertebrate yang menjadi makanan ikan serta kerang-kerangan.

Sludge pabrik kertas yang dibuang ke Kali menimbulkan pendangkalan sungai dan membunuh tumbuhan air di tepi sungai karena tumbuhan tersebut tertutupi oleh lapisan bubur kertas. Limbah sludge tersebut mestinya tidak dibuang ke sungai bersama air limbah tetapi diendapkan dan dikeringkan untuk kemudian dibuang secara sanitary land fill atau dibakar agar tidak mencemari tanah, air dan udara.


Pengolahan Limbah Pabrik Kertas

Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.

Ada juga Limbah pabrik kertas dapat didaur ulang menjadi karton yang memiliki nilai jual tinggi. Karton hasil pengolahan limbah pabrik kertas ini disebut dengan kertas gembos. Proses pembuatannya relative sederhana. Sludge dan kertas pemulung diproses menjadi bubur kertas. Kemudian dicetak menjadi lembaran dengan ukuran 66 x 78 cm. Setelah itu, dijemur di bawah terik matahari selama empat jam. Kemudian dihaluskan dengan rol kalender. Kemudian di pak dengan berat 25 kg. Hal ini tentu saja terasa lebih bernilai ekonomis serta dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan.


Teknologi Pengolahan Limbah Industri Kertas

Pengolahan limbah industri kertas juga mencakup beberapa teknologi yang mungkin untuk digunakan secara efektif, yaitu:
          
            1. Teknologi Sedimentasi

Teknologi sedimentasi merupakan teknologi paling sederhana dan paling ekonomis dalam memisahkan substansi padat dari limbah cair. Efisiensi yang tinggi dapat dicapai pada proses pengolahan anak sungai ketika material padat disaring sebelum menuju anak sungai dan dialirkan menuju tangki sedimentasi. Peralatan sedimentasi berupa lintasan berbentuk lamella biasanya sering digunakan untuk mengelola limbah industri kertas, khususnya pada aliran limbah dengan konsentrasi serat yang tinggi.
            
            2.      Pengolahan Biologis

Pengolahan air limbah industri kertas secara biologis didesain untuk mengurangi polutan yang dapat mencemari anak sungai dengan memanfaatkan mikro-organisme. Mikro-organisme akan menggunakan substansi limbah untuk hidup dan bereproduksi. Polutan digunakan sebagai nutrisi. Dan polutan tersebut akhirnya dapat larut dalam air dan tidak beracun.

            3.      Teknologi Anaerobik

Sejak tahun 1980an, pengolahan anaerobik dari anak sungai industri telah diaplikasikan secara luas dalam pengolahan limbah industri pulp dan kertas. Ratusan instalasi telah dipasang dan mampu menangani berbagai anak sungai limbah dari penggilingan kertas dan pulp. Pengolahan anaerobik merupakan teknik yang paling sering digunakan dan air limbah industri pulping mekanis, pulping semi-kimiawi, dan uap kertas cokelat yang terkondensasi juga dapat diolah melalui teknologi ini. 



Pengolahan Limbah di PT. Graha Adikarya Logam Kemasindo

Limbah paper pallet dari PT. Graha Adikarya Logam Kemasindo tidak menggunakan ketiga teknologi pengolahan tersebut diatas. Seperti bahasan akibat pencemaran limbah kertas tersebut diatas, demi menghindari pencemaran limbah beracun yang dapat mencemari sekaligus merusak kualitas air sungai maupun air sumur sekitar, pabrik tersebut tidak mengolah limbahnya sendiri.

Limbah yang telah terkumpul, diangkut dengan mobil pengangkut limbah setiap seminggu sekali. Biasanya limbah itu dikirim langsung ke Madura untuk diolah disana.







     
1     
      3.Pengolahan Air hujan
Air hujan merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air hujan sangat bermanfaat untuk mengisi sumber air guna keperluan pertanian, domestik dan industri. Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) terdiri atas sistem Penampungan  Air Hujan (PAH)  dan sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi dengan talang air, saringan pasir, bak penampung dan Sumur Resapan (Sures). Sumur resapan dapat digunakan untuk melestarikan air tanah dan mengurangi resiko genangan air hujan atau banjir yang dilakukan  dengan  membuat sumur yang menampung dan meresapkan curahan air hujan.

Atap yang digunakan adalah atap perisai dengan talang air di sepanjang tritisan dengan 5 pipa pembuangan. Air hujan dialirkan langsung ke sumur resapan ke tempat pembuangan akhir





1     4.    Pengolahan Air Kotor
Sistem pembuangan Gravitasi
System yang digunakan pada pabrik ini adalah system gravitasi (secara langsung) yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya ( black water ).

















BAGIAN – BAGIAN SISTEM PEMBUANGAN
  
  v  Alat – alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel, bak – bak cuci       piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
  v  Pipa – pipa pembuangan.
  v  Pipa ven.
  v  Perangkap dan penangkap ( interceptor ).
  v  Bak penampung dan tangki septic.
  v  Pompa pembuangan.

Analisa Permasalahan Sistem Pembuangan

Problem :
- Kantin berdekatan dengan saluran air bekas yang tidak tertutup yang menyebabkan bau tidak sedap disekitar kantin

Respon :
-Dengan memberikan saluran gorong-gorong


Saturday, 31 January 2015

Ruang Terbuka Hijau


Menurut Roger Trancik, seorang pakar dibidang Urban Design, ruang terbuka hijau adalah ruang yang didominasi oleh lingkungan alami di luar maupun didalam kota, dalam bentuk taman, halaman, areal rekreasi kota dan jalur hijau. Sementara menurut Rooden Van FC dalam Grove dan Gresswell,1983, ruang terbuka hijau adalah Fasilitas yang memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan permukiman, dan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam kegiatan rekreasi.


Pemerintah indonesia juga mengeluarkan definisi tentang ruang terbuka hijau ini dengan istilah ruang terbuka hijau kawasan perkotaan atau RTHKP. Jikalau mengacu pada Peraturan Mendagri No.1 tahun 2007 tentang penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan ini, maka pengertian Ruang Terbuka Hijau  adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.

 Ruang terbuka hijau itu sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu RTHKP Publik dan RTHKP Privat. RTHKP Publik adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Sementara RTHKP Privat adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab pihak/lembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI Jakarta oleh Pemerintah Provinsi.



Berdasarkan jenisnya RTHKP meliputi taman kota, taman wisata alam, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, taman hutan raya, hutan kota, hutan lindung, bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah, cagar alam, kebun raya, kebun binatang, pemakaman umum, lapangan olah raga, lapangan upacara, parkir terbuka, lahan pertanian perkotaan,  jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET), sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa, jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian,  kawasan dan jalur hijau, daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara dan taman atap (roof garden).

Pentingnya ruang terbuka hijau, dapat kita lihat dari fungsi dan manfaat yang dapat diambil darinya. Secara umum Ruang Terbuka Hijau mempunyai atau memiliki fungsi utama (intrinsik) yakni fungsi ekologis dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektural, fungsi sosial dan fungsi ekonomi.


Adapun fungsi dari penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan adalah 
a) Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan; 
b) Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara; 
c) Tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati; 
d) Pengendali tata air; dan e) Sarana estetika kota. 

Adapun manfaat penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan adalah 
a) Sarana mencerminkan identitas daerah; 
b) Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan; 
c) Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial; 
d) Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan; 
e) Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah; 
f) Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula; 
g) Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat; 
h) Memperbaiki iklim mikro; dan 
i) Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

Sumber: 
http://www.leadership-park.com/new/green-page/ruang-terbuka-hijau-kawasan-perkotaan.html
http://semuatentangkota.blogspot.com/2009/04/fungsi-dan-manfaat-ruang-terbuka-hijau.html

Konsep Bangunan Hijau (Green Building)

Green Building mungkin ketika kita mengartikan dalam bahasa indonesia yang berupa bangunan hijau. Arti yang sebenarnya green building tersebut yaitu sebuah konsep tentang merencanakan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan.

Konsep serupa adalah natural building, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk berfokus pada penggunaan material-material yang digunakan yaitu material-material yang tersedia secara lokal. Konsep ini ada untuk dapat memenuhi kebutuhan generasi-generasi berikutnya mulai dari sekarang.

Konsep green building ini berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa aspek, yaitu:

Life cycle assessment (Uji AMDAL)


Dalam melakukan suatu perencanaan bangunan seharusnya melakukan kajian AMDAL apakah dalam pengadaan bangunan tersebut dapat mempengaruhi lingkungan sekitar baik itu segi sosial, ekonomi ataupun alam sekitar. Karena jika itu memberikan pengaruh yang cukup besar maka bangunan tersebut sudah menyalahi konsep dasar dari green building.


Efisiensi Desain Struktur
Dasar dalam setiap proyek konstruksi bermula pada tahap konsep dan desain. dalam Tahap konsep, pada  kenyataannya ini merupakan salah satu langkah utama dalam proyek yang memiliki dampak terbesar pada biaya dan kinerja proyek. Tujuan utama adalah merencanakan bangungan yang memiliki konsep green building adalah untuk meminimalkan dampak yang akan disebabkan dalam bangunan tersebut baik itu selama pelaksanaan dan selama penggunaan. Perencanaan bangunan gedung yang tidak efisien dalam struktur juga memberikan efek buruk terhadap lingkungan, yaitu pemakaian bahan bangunan yang sangat banyak sehingga terjadi pemborosan. 


Efisiensi Energi
Green Building sering mencakup langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi energi – baik energi yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti kondisi bangunan yang segi mudahnya angin dan sinar matahari yang mudah masuk kedalam bangunan.. Selain itu selain segi operasional, segi pelaksanaan juga harus diperhatikan. Studi LCI US Database Proyek bangunan yang menunjukkan dibangun dengan kayu akan menghasilkan energi pempuangan yang lebih rendah daripada bangunan gedung yang bahan bangunannya menggunakan dengan batu bata, beton atau baja.

Untuk mengurangi penggunaan energi operasi, penggunaan jendela yang se-efisiensi mungkin dan insulasi pada dinding, plafon atau tempat masuknya aliran udara ke dalam bangunan gedung. Strategi lain, desain bangunan surya pasif, sering dilaksanakan di rumah-rumah rendah energi. Penempatan jendela yang efektif (pencahayaan) dapat memberikan cahaya lebih alami dan mengurangi kebutuhan penerangan listrik di siang hari.

Efisiensi Air

Konsep green building juga memperhatikan mengenai penggunaan air. Sekarang, banyak konsep desain rumah yang mengabaikan tentang penggunaan air. Mostly, rumah-rumah mengandalkan penggunaan air tanah yang berasal dari sumur dangkal ataupun dalam tanpa memberikan maasukan tambahan air kepada tanah yang berakibat turunnya permukaan air tanah dan turunnya permukaan tanah permukaan. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuat penyimpanan atau memberikan asupan air kepada tanah di lingkungan yang ada disekitarnya. Solusinya yaitu dengan membuat tandon air penadah hujan di bawah tanah atau membuat sumur resapan penadah air hujan. Sistem penadah hujan yang mana ketika air turun di atas bangunan gedung yang kemudian direkayasa sedemikian rupa sehingga direncanakan air akan berkumpul pada satu tempat dan dialirkan menuju sumur resapan untuk menghindari terjadinya penurunan permukaan air tanah.

Efisiensi Material
Berbicara mengenai bangunan maka akan menjurus kepada penggunaan material yang ada. Hal ini ada hubungannya dengan efisiensi dari desain struktur. Selain struktur, segi arsitektural juga diperhatikan seperti penggunaan dinding yang terlalu tebal, penggunaan material yang berat yang memberikan efek pada kekuatan struktur yang lebih dll. Sehingga semakin banyak material yang digunakan maka akan memberikan efek kepada pengeluaran dana, impact terhadap lingkungan, pengeluaran energi dalam konstruksi, dll.

Sumber: http://archiholic99danoes.blogspot.com/2011/11/bangunan-hijau-green-building.html