Sunday 30 March 2014

Sepakbola dan Tanah Air

Tema: Kembalikan Indonesiaku ke Indonesia

Sepakbola merupakan suatu olahraga yang fenomenal pada zaman ini. Mulai dari yang tua sampai yang muda menyukai olahraga yang dimainkan dengan cara menendang bola tersebut. Dan Indonesia hampir semua orang menyukai sepakbola. Ya walaupun ada beberapa orang yang tidak bisa bermain sepakbola, mereka juga bisa menikmatinya dengan cara menonton pertandingannya, baik dari layar kaca maupun langsung di stadionnya.



Masyarakat Indonesia adalah salah satu masyarakat di dunia yang bisas dikatakan sebagai supporter bola yang fanatik. Tak hanya supporter dari klub lokal hingga klub mancanegara. Sebut saja klub ibukota Persija Jakarta, mereka memiliki supporter bernama The Jak, yang selalu setia mendukung Persija kalah suka maupun duka. Lalu, Liverpudlian, sebutan pendukung klub inggris yang ternama, Liverpool. Bahkan pada tahun 2013, keputusan Liverpool untuk menggelar pertandingan persahabat dikarenakan Indonesia memiliki jumlah pendukung yang banyak.

Dari semua itu coba kita lihat Persepakbolaan Indonesia kita sekarang. Sempat terjadi pembagian liga karena perseteruan di didalam PSSI sehingga timbul organisasi yang menjalankan liga lainnya tersebut. Bisa dibilang Sepakbola di Indonesia urusan sepak bola msaih dicampur adukkan dengan urusan politik. Namun Bersyukurlah karena masalah tersebut mulai sedikit demi sedikit teratasi dan sekarang sepakbola Indonesia mulai bangkit dari keterpurukannya.

Namun ada pemandangan yang bisa saya sebut sebagai “ironi” dalam persepakbolaan Indonesia. Jika kita lihat ada beberapa negara yang penduduknya menghormati tim nasional mereka pada saat bertanding. Coba kita lihat di Indonesia, Tidak jarang kita melihat orang-orang mencaci atau menghina penampilan Timnas Indonesia saat mereka bermain buruk. Tapi ketika mereka berbicara soal klub favoritnya, khususnya klub luar negeri, mereka lebih membela mati-matian klub kesayangannnya.

Saya sendiri lebih sering mengamati sepakbola mancanegara daripada sepakbola lokal. Bukan karena saya tidak suka sepakbola Indonesia, tetapi karena sepakbola luar lebih diagungkan daripada sepakbola lokal. Inilah kita, Merdeka sudah 69 tahun tetapi masih ada bayang-bayang penjajahan yang belum kita sadari. Memang bukan sepenuhnya penjajahan, namun sikap cinta tanah air kita yang kurang.


Munafik jika saya mengatakan bahwa saya bilang cinta terhadap negeri ini. Melihat Negara lain memiliki nasib lebih baik dari Negara kita. Maka tak jarang, banyak masyarakat Indonesia ingin merantau ke negeri orang hanya untuk memperbaiki nasibya mereka sendiri. Cobalah kita sadar, mungkin kalau kita lebih peduli dan mengingikan perubahan di negeri tercinta kita kini, kita harus melupakan ego kita dan kita bersama-sam melakukan perubahan pada negeri ini. Tak perlu perubahan secara besar-besar. Kita mulai dari hal yang kecil, karena ibarat semut yang kecil, sendiri ia akan lemah. Namun saat bersama mereka bisa membawa perubahan.  

No comments:

Post a Comment