Tema: Kembalikan Indonesiaku
ke Indonesia
Sepakbola merupakan suatu
olahraga yang fenomenal pada zaman ini. Mulai dari yang tua sampai yang muda
menyukai olahraga yang dimainkan dengan cara menendang bola tersebut. Dan
Indonesia hampir semua orang menyukai sepakbola. Ya walaupun ada beberapa orang
yang tidak bisa bermain sepakbola, mereka juga bisa menikmatinya dengan cara
menonton pertandingannya, baik dari layar kaca maupun langsung di stadionnya.
Masyarakat Indonesia adalah
salah satu masyarakat di dunia yang bisas dikatakan sebagai supporter bola yang
fanatik. Tak hanya supporter dari klub lokal hingga klub mancanegara. Sebut
saja klub ibukota Persija Jakarta, mereka memiliki supporter bernama The Jak,
yang selalu setia mendukung Persija kalah suka maupun duka. Lalu, Liverpudlian,
sebutan pendukung klub inggris yang ternama, Liverpool. Bahkan pada tahun 2013,
keputusan Liverpool untuk menggelar pertandingan persahabat dikarenakan
Indonesia memiliki jumlah pendukung yang banyak.
Dari semua itu coba kita lihat
Persepakbolaan Indonesia kita sekarang. Sempat terjadi pembagian liga karena
perseteruan di didalam PSSI sehingga timbul organisasi yang menjalankan liga
lainnya tersebut. Bisa dibilang Sepakbola di Indonesia urusan sepak bola msaih
dicampur adukkan dengan urusan politik. Namun Bersyukurlah karena masalah
tersebut mulai sedikit demi sedikit teratasi dan sekarang sepakbola Indonesia
mulai bangkit dari keterpurukannya.
Namun ada pemandangan yang
bisa saya sebut sebagai “ironi” dalam persepakbolaan Indonesia. Jika kita lihat
ada beberapa negara yang penduduknya menghormati tim nasional mereka pada saat
bertanding. Coba kita lihat di Indonesia, Tidak jarang kita melihat orang-orang
mencaci atau menghina penampilan Timnas Indonesia saat mereka bermain buruk.
Tapi ketika mereka berbicara soal klub favoritnya, khususnya klub luar negeri,
mereka lebih membela mati-matian klub kesayangannnya.
Saya sendiri lebih sering mengamati
sepakbola mancanegara daripada sepakbola lokal. Bukan karena saya tidak suka
sepakbola Indonesia, tetapi karena sepakbola luar lebih diagungkan daripada
sepakbola lokal. Inilah kita, Merdeka sudah 69 tahun tetapi masih ada
bayang-bayang penjajahan yang belum kita sadari. Memang bukan sepenuhnya
penjajahan, namun sikap cinta tanah air kita yang kurang.
Munafik jika saya mengatakan
bahwa saya bilang cinta terhadap negeri ini. Melihat Negara lain memiliki nasib
lebih baik dari Negara kita. Maka tak jarang, banyak masyarakat Indonesia ingin
merantau ke negeri orang hanya untuk memperbaiki nasibya mereka sendiri.
Cobalah kita sadar, mungkin kalau kita lebih peduli dan mengingikan perubahan
di negeri tercinta kita kini, kita harus melupakan ego kita dan kita
bersama-sam melakukan perubahan pada negeri ini. Tak perlu perubahan secara
besar-besar. Kita mulai dari hal yang kecil, karena ibarat semut yang kecil,
sendiri ia akan lemah. Namun saat bersama mereka bisa membawa perubahan.
No comments:
Post a Comment