Nakoba, kasus yang tidak mungkin asing di telinga kita ini selalu saja menjadi permasalahan yang belum terselesaikan di negeri ini. Semakin banyak orang-orang yang terjerumus untuk menggunakan narkoba, Dibalik itu semua terdapat beberapa kontradiksi keputusan-keputusan terhadap kejahatan narkoba. Berikut ada cuplikan sebuah berita:
JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis menyatakan hak Presiden secara konstitusi untuk memberikan grasi kepada terpidana mati kasus narkoba sebaiknya tidak digunakan karena bisa menimbulkan kontradiksi terhadap semangat pemberantasan tindak penyalahgunaan narkoba.
"Janganlah menggunakan kewenangan konstisional itu dalam hal ini, agar menjaga ekspetasi masyarakat," katanya di Jakarta, Jumat (12/10) ".
Dalam UUD 1945 Pasal 14 ayat 1, Presiden memiliki kewenangan memberikan grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan Mahkamah Agung. Namun Margarito meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak menggunakan wewenang itu agar dapat menjaga semangat bangsa yang sedang gencar-gencarnya memberantas perederan narkoba.
"Itu sepenuhnya hak beliau tapi semangat pemberantasan narkoba, janganlah presiden menggunakan hak itu," katanya.
Hal itu diperkuat dengan data jumlah anak bangsa yang tewas karena penyalahgunaan narkoba, lanjut Margarito.
"Bukankah dari data BNN saja setiap harinya, ada 50 orang tewas karena narkoba, maka dari itu sebaiknya jangan digunakan hak grasi itu," ujarnya Sebelumnya Presiden memberikan grasi kepada Deni Setia Maharwan alias Rafi yang dijatuhi pidana mati karena dipersalahkan melakukan tindak pidana secara bersama-sama dan melawan hukum menjadi perantara narkoba golongan satu Deni mengajukan grasi dan dikabulkan dengan Keppres Nomor 7/G/2012.
Sementara itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan pemberian grasi kepada Deni didasari atas pertimbangan kemanusiaan.
Meski demikian, Deni tetap menjalani hukuman pidana penjara seumur hidup sesuai dengan kesalahannya.
Dia menambahkan pertimbangan memberikan grasi kepada seseorang yang awalnya divonis hukuman mati menjadi seumur hidup terkait kepada unsur kemanusiaan, karena yang bersangkutan sudah mengakui perbuatannya, mengaku bersalah dan mengajukan grasi kepada presiden.
"Bapak Presiden juga telah mempertimbangkan HAM dan sisi konstitusional beliau berdasarkan kewenangan presiden dalam undang-undang dasar. Selain itu juga mempertimbangkan dari sisi kemanusiaan bahwa perubahan hukuman mati menjadi hukuman seumur hidup itu bukan berarti kepada yang terhukum bebas," katanya.
Hukum indonesia terkadang mengalami dilematis. Dalam undang-undang mungkin tertulis pelaku pengguna narkoba bisa di penjara seumur hidup ataupun hukuman mati. Namun Kontradiksi dalam hal ini adalah mengarahnya kepada HAM. Mungkin Indonesia bukannlah negara yang memmiliki hukuman yang tegas seperti Arab dan Tiongkok. Melihat status Indonesia sebagai negara Demokrasi inilah sebab banyaknya penggunaan grasi oleh presiden.
Namun menurut saya, tindakan seperti pengurangan masa hukuman ini sebenarnya kurang baik untuk pelaku yang sudah masuk golongan "kelas kakap" maupun kasus-kasus yang besar. Karena bukannya menimbulkan efek jera, malah meraka mungkin berpeluang melakukan hal tersebut lagi. Karena hukum yang kurang tegas ini pelaku kejahatan dari berbagi bidang tak berdampak efek jera seperti pelaku narkoba. Maka dari itu, pemberian hak seperti grasi dll harus bijak.
Sumber :
sinarharapan
Showing posts with label IBD. Show all posts
Showing posts with label IBD. Show all posts
Tuesday, 10 June 2014
Monday, 9 June 2014
Pedofil, Dari hal Sepele hingga Menjadi Kejahatan yang Besar
Beberapa waktu lalu, rakyat Indonesia sempat digemparkan karena
kasus Pedofil yang terjadi di sebuah sekolah internasional yang berada di
kawasan Jakarta selatan yaitu JIS. Beberapa pihak sempeat terkejut dengan kasus
yang terjadi di sekolah tingkat kanak-kanak ini. Sekolah yang selama ini
dianggap memiliki standard internasional tersebut ternyata tak luput dari
tindakan asusila tersebut. Dan juga ada kasus si Emon si predator anak-anak
yang korbannya sudah mencapai ratusan anak. Sangat memalukan.
Sebenarnya pedofil bukanlah sebuah kasus baru, namun karena kasus
ini terjadi di suatu tempat yang dianggap berkualitas yang tenyata
"berkualitas" . Buktinya setelah kasus JIS munculah Emon si predator
anak yang lebih mengejutkan. Mencabuli bocah dibawah umur hanya untuk menjadi
orang yang kaya atas nasihat dari seoraang kakek-kakek yang misterius
menemuinya. Perlahan kasus-kasus serupapun naik ke permukaan.
Dari sedikit cuplikan kasus-kasus diatas, apakah anda pembaca tau
apa sebenarnya pedofil itu? Sebagai diagnosa medis, pedofilia didefinisikan
sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa
(pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu
kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13
tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal
lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru
dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia. Klasifikasi Penyakit
Internasional (ICD) mendefinisikan pedofilia sebagai "gangguan
kepribadian dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk
anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas
awal. Menurut Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan
Jiwa (DSM), pedofilia adalah parafilia di mana seseorang
memiliki hubungan yang kuat dan berulang terhadap dorongan seksual dan fantasi
tentang anak-anak prapuber dan di mana perasaan mereka memiliki salah satu
peran atau yang menyebabkan penderitaan atau kesulitan interpersonal.
Meskipun gangguan ini (pedofilia) sebagian besar
didokumentasikan pada pria, ada juga wanita yang menunjukkan gangguan tersebut,
dan peneliti berasumsi perkiraan yang ada lebih rendah dari jumlah sebenarnya
pada pedofil perempuan. Tidak ada obat untuk pedofilia yang telah
dikembangkan. Namun demikian, terapi tertentu yang dapat mengurangi kejadian
seseorang untuk melakukan pelecehan seksual terhadap
anak. Di Amerika Serikat, menurut Kansas v. Hendricks, pelanggar
seks yang didiagnosis dengan gangguan mental tertentu, terutama pedofilia, bisa
dikenakan pada komitmen sipil yang tidak terbatas,di bawah
undang-undang berbagai negara bagian (umumnya disebut hukum SVP)
dan Undang-Undang Perlindungan dan Keselamatan Anak Adam Walsh pada
tahun 2006.
Bisa dilihat pedofil terjadi karena kurangnya pendidikan seks
kepada anak sejak dini. Mungkin masih banyak orang tua berpikir bahwa
pendidikan seks tabu untuk dipelajari di usia dini atau para orang tua berfikir
belum saatnya pada usia muda mereka di berikan pendidikan seks. Dan mungkin ada
alasan bahwa takut anaknya menjadi mesum atau mempunyai pola pikiran
pornografi. Dan akhirnya bisa terlibat pergaulan bebas.
Justru ini yang menimbulkan para pedofilia lebih mudah dan tak
segan mencari mangsanya. Minimnya ilmu tentang seks dan keluguan seorang anak
akhirnya memudahkan aksi pelaku pedofilia melancarkan aksinya. Dengan modus
menjadi orang yang perhatian dengan anak, sang pelaku mulai mengambil hatinya
dan mulai mengajarkan perilaku seks menyimpang tersebut. Sekalipun anak mulai curiga,
pelaku mengimingkan sebuah hadiah, uang, dan bahkan bisa mengancam dengan cara
kekerasan agar si korban tutup mulut.
Maka dari itu, anak harus
diberikan pendidikan seks sejak dini, namun diperhatikan juga porsi
penyampaiannya. Mulailah dari pengenalan alat reproduksinya dan cara
menjaganya. Dan juga memberitahukan perilaku yang baik ataupun yang buruk.
Sehingga anak tidak mudah tertipu oleh aksi tersangka pedofil ataupun tak
mempelajarinya dari lingkungan luar karena minimnya informasi dari keluarga bisa
mnenyebabkan anak ingin mencari tahu dan sebagian besar cenderung mendapat
informasi yang salah, mungkin dari teman atau mungkin dari internet dsb. Disini
perhatian orang tua juga perlu ditingkatkan.
Dan untuk pelaku
sebaiknya diberikan hukuman yang sangat berat karena kasusu tersebut berdampak
pada psikologis anak. Anak bisa mengalami trauma yang cukup lama dan bukan
tidak mungkin mereka yang menjadi korban saat ini dapat menjadi pelaku
pedofilia di masa mendatang. Bercermin
seperti kasus-kasus ditas yang atas dasar mereka juga pernah menjadi korban
pedofilia.
Sunday, 27 April 2014
Menanggapi Lokalisasi di Indonesia
Mungkin bagi anda yang kiranya awam pasti masih bertanya-tanya apa itu lokalisasi. Dari wikipedia, ada 2 arti yang mengarah pada lokalisasi yaitu menempatkan pada suatu lokasi dan yang satu lagi berhubungan dengan pekerja seks komersi (PSK). Memang rasanya tabu untuk membicarakan tentang masalah ini, karena Indonesia yang dikenal mayoritas dengan warga beragama islam, mirisnya memiliki salah satu tempat lokalisasi ternama yaitu "Gang Dolly." Sebelum itu mari kita liat cuplikan berita yang dikutip dari Sindonews:
Sindonews.com - Di Semarang ada
Sunan Kuning. Di Jakarta ada Kramat Tunggak. Di Yogyakarta ada Sarkem. Hampir
di setiap kota ada kompleks lokalisasi. Tapi mungkin tak ada yang seterkenal
dan sefenomenal Dolly di Surabaya.
Kawasan Dolly Surabaya, sudah banyak dikenal
masyarakat sebagai sebuah tempat yang bernuansa negatif. Hal ini lantaran di
kawasan tersebut ditetapkan sebagai tempat dikumpulkannya para Penjaja Seks
Komersial (PSK). Sehingga, jika para pencari pemuas nafsu hanya bisa melakukan
aktivitasnya disatu tempat dan tak menimbulkan keresahan di wilayah lain. Tak
pelak jika Dolly lebih terkenal ketimbang Surabaya.
Dolly sendiri kini dinyatakan sebagai kawasan
lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Keberadaannya bahkan mengalahkan
lokalisasi Patpong yang berada di Bangkok, Thailand, maupun Geylang, di
Singapura.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Sindonews,
Dolly berdiri sejak jaman penjajahan Belanda. Awalnya lokaliasasi Dolly
merupakan kawasan pemakaman. Namun, oleh seorang keturunan Belanda yang menetap
di Surabaya, Dolly Van Der Mart, pemakaman itu disulapnya menjadi areal hiburan
malam. Karena yang mendirikan lokalisasi itu bernama Dolly, tak pelak jika
kawasan tersebut dikenal dengan sebutan Gang Dolly.
Keberadaan Dolly awalnya diperuntukkan untuk
memuaskan nafsu para tentara Belanda. Namun seiring berjalannya waktu, kini
lokalisasi Dolly menjadi 'konsumsi' warga pribumi mulai dari kelas bawah,
hingga kelas atas.
Lokasi Dolly berada di kawasan padat penduduk,
di pusat Kota Surabaya. Di sana, tak hanya terdengar deru mesin kendaraan yang
lewat, namun juga desahan tipis napas para kupu-kupu malam yang terdengar
sayup-sayup di balik kamar sempit. Konon kabarnya, ada sekira 5.000 PSK yang
berada di lokalisasi tersebut.
Dampak ekonomipun mulai terasa bagi para warga
sekitar lokalisasi Doly. Mereka banyak yang menggantungkan rezekinya dari 'gang
lendir' itu. Bukan hanya PSK, tetapi juga pemilik warung, penjaja rokok, tukang
parkir, tukang becak dan lain-lain merasakan hal positif dari lokalisasi
tersebut.
Lokalisasi hadir
sebagai solusi pemerintah untuk mengurangi dampak negatif perzinahan, bukan
menghalalkannya. Dengan dilokalisir, efek negatif perzinahan dapat dikelola
dan dikontrol sehingga tidak menyebar ke masyarakat secara luas, termasuk
penyebaran virus HIV. Dengan kontrol yang ketat dan penyadaran yang terencana,
secara perlahan keberadaan lokalisasi akan tutup dengan sendirinya karena para
penghuninya telah sadar dan menemukan jalan lain yang lebih santun.
Tujuan ini akan
tercapai manakala program lokalisasi dibarengi dengan konsistensi
kebijakan dan usaha secara massif untuk menyelesaikan inti masalahnya.
Kemiskinan, ketimpangan sosial, peyelewengan aturan, dan tatatan sosial harus
diatasi. Mereka yang melakukan praktik perzinahan di luar lokalisasi
juga harus ditindak tegas. Jika saja prasyarat tersebut dilakukan, tentu
mafsadahnya lebih ringan dibanding kondisi yang kita lihat sekarang.
Namun seiring berjalannya zaman, lokalisasi makin menjurus ke hal negatif lainnya seperti penjualan wanita-wanita, seks yang tidak aman dsb. Nah bagaimana pendapat saya tentang lokalisasi di Indonesia ini?
Sebenarnya telah dijelaskan diatas bahwa sesungguhnya lokalisasi dilakukan untuk mengurangi dampak negatif perzinahan, namun pengawasan pemerintahnya tidak ketat dan akhirnya yang makin melonggar hingga saat ini. Saran saya, jika benar lokalisasi ini ingin dihilangkan di Indonesia, maka pemerintah harus melakukan proses secara bertahap dan dengan cara baik-baik.
Lalu seperti kutipan pada berita, banyak masyarakat yang ternyata mendapat dampak positif dari bisnis lokalisasi ini. Dan tentunya mereka akan tidak setuju jika tempat lokalisasi tersebut ditup. Nah, tugas pemerintah memberikan mereka lapangan pekerjaan yang sesuai dan layak sehingga warga tak menggantukangkan hasil penghidupannya ditempat yang tabu ini.
Namun pastinya banyak juga pihak yang menolak penutupan lokalisasi dengan alasan tertentu. Nah kalau ingin dipertahannkan, pemerintah harus memberikan pengawasan yang ketat dan memberi hukuman kepada pelaku yang melanggar apa yang ditetapkan oleh pemerintah.
Andai jadi Caleg
Caleg (calon legislatif) menjadi sebuah ajang fenomena setiap 5 tahun sekali dalam pesta demokrasi. Dari beberapa kalangan seperti orang yang memang bergelut di bidang politik, Pengusaha, Dosen, Buruh, Artis, sampe dengan badut pun ikut meramaikan fenomena caleg ini . Dari kalangan pemuda muda sampai generasi tua. Semua berebut kursi disenayan.
Lalu saya mendapatkan tugas, dan pertanyaannya seperti ini...
"Seandainya anda menjadi caleg, apa yang akan anda lakukan?"
Jujur, gue paling gak suka berhubungan dengan dunia politik. Kalau kata om gue, dunia politik penuh seluk beluk, drama sandiwara, dan maksud terselubung. Namun karena tuntutan tugas dari dosen , gue bakal menjawab pertanyaan ini (maaf pak jangan marah hehe).
Seeperti janji-janji caleg masa kini, saya akan membenahi beberapa masalah yang kini sedang terjadi di Indonesia contohnya seperti bidang pendidikan. lalu saya akan mencoba turun ke lapangan dan mencoba lebih dekat masyarakat agar dapat menemui masalah apa yang mereka sering hadapi sehari-harinya. Sehingga pada saat rapat DPR, saya akan menyampaikan aspirasi dari masyarakat. Karena Anggota legislatif adalah "wakil rakyat" maka harusnya juga merakyat, bukan membuat negara ini makin melarat seperti yang dilakukan oleh si tikus-tikus berdasi itu.
Itulah jawaban saya...Karena saya cukup buta dalam hal politik, mungkin hanya jawaban itu yang dapat saya berikan. Karena saya inginnya jadi Arsitek Aaamiin~
Lalu saya mendapatkan tugas, dan pertanyaannya seperti ini...
"Seandainya anda menjadi caleg, apa yang akan anda lakukan?"
Jujur, gue paling gak suka berhubungan dengan dunia politik. Kalau kata om gue, dunia politik penuh seluk beluk, drama sandiwara, dan maksud terselubung. Namun karena tuntutan tugas dari dosen , gue bakal menjawab pertanyaan ini (maaf pak jangan marah hehe).
Seeperti janji-janji caleg masa kini, saya akan membenahi beberapa masalah yang kini sedang terjadi di Indonesia contohnya seperti bidang pendidikan. lalu saya akan mencoba turun ke lapangan dan mencoba lebih dekat masyarakat agar dapat menemui masalah apa yang mereka sering hadapi sehari-harinya. Sehingga pada saat rapat DPR, saya akan menyampaikan aspirasi dari masyarakat. Karena Anggota legislatif adalah "wakil rakyat" maka harusnya juga merakyat, bukan membuat negara ini makin melarat seperti yang dilakukan oleh si tikus-tikus berdasi itu.
Itulah jawaban saya...Karena saya cukup buta dalam hal politik, mungkin hanya jawaban itu yang dapat saya berikan. Karena saya inginnya jadi Arsitek Aaamiin~
Orang Bilang Tanah Kita......
Ada yang tau Apa Koes Plus? Orang tua kita (dan yang lebih tua hehe) mungkin mengenal mereka. Tapi coba kalian tanyakan pada anak-anaka atau pun pemuda pemudi jaman sekarang. Mungkin hanya sebagian kecil dari mereka yang tahu. Yap, Grup band legendaris Indonesia ini memang dikenal dengan berbagai musik berbau tema nusantara. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah "Kolam Susu"
Nah disini gue bukan mau ngebahass profil Koes Plus melainkan menafsirkan salah satu lagu mereka yang judulnya telah saya sebut di atas, yaitu Kolam Susu. Berikut liriknya:
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman
Nah dari lirik yang diatas, ada beberapa hal yang bisa gue tafsirkan (berasa tafsirin Al-Quran aje). Di lagu ini digambarkan Lautan Indonesia yang digambarkan sebagai kolam susu. Kalo pake nalar sih, membuat sebuah kolam susu itu membutuhkan biaya yang mahal. Bayangkan saja, Susu saja harganya berapa sekarang? Nah apalagi pada jaman dulu susu seperti minuman yang "wah" pada saaat itu. Melihat Indonesia yang kaya akan hasil lautnya, maka Penulis lagu ini menyiratkan lautan indonesia sebagai kolam susu.
Lalu di lagu disebutkan "kail dan jala cukup menghidupimu." Kalau ditangkap dari liriknya, mungkin ini langsung tertuju pada para nelayan yang mencari nafkah dengan mencari ikan di lautan. namun Menurut saya, ini bisa mengarah pada kita semua penduduk Indonesia. Karena kita juga bisa menghidupi kehidupan kita dengan mencari hasil laut. Namun karena sekarang orang yang bekerja dilaut identik dengan nelayan, sampai sekarang lirik itu tetap menguat kepada si nelayan.
Lalu, lirik "orang bilang tanah kita tanah surga", sebenarnya anda sendiri bisa menjawabnya. Cukup melihat sejarah kita dulu. Para penjajah haus rempah-rempah dan hasil bumi kita dirampas dan dijual di negara mereka. Tak bisa dipungkiri, negara kita ini yaitu Indonesia memang kaya akan berbagai hasil buminya. Maka dilagu juga disebutkantongkah kayu dan batu jadi tanaman. Asal kita pintar mengolah apa yang ada di Indonesia ini, kita mungkin saja menjadi negara yang maju. Karena hal kecil di Indonesia ini dapat menjadi sebuat aset berhaga bangsa.
Sekian penafsiran yang saya berikan. Mungkin setiap orang mempunyai pendapat berbeda-beda, maka dari itu mohon maaf jika yang sayaa tuliskan kurang berkenan dibaca atau ada beberapa hal yang tidak sesuai. namun saya harap, postingan ini dapat menjadi sebuah media pengetahuan yang baik.
Sunday, 30 March 2014
Cempaka Wangi, Simbol Flora dari Aceh
Cempaka
wangi (Magnolia champaca syn. Michelia champaca) adalah pohon hijau abadi besar
yang bunga putih atau kuningnya dikenal luas sebagai sumber wewangian. Tumbuhan
asal anak benua India dan Asia Tenggara ini juga berguna kayunya dan berfungsi
pula sebagai penghias taman. Bijinyaterbungkus oleh salut biji yang disukai
burung. Cempaka wangi adalah flora identitas untuk Provinsi Aceh, di sana
dikenal sebagai Bungöng Jeumpa Gadéng.
Dalam
percakapan sehari-hari, yang dimaksud dengan cempaka biasanya adalah cempaka
wangi ini. Nama "cempaka" dipinjam dari bahasa Sanskerta. Nama-nama
dalam berbagai bahasa di India juga memiliki nama bermiripan, seperti champac,
sonchaaphaa(सोन चाफ़ा), atau
sampangi. Terdapat suatu varietas botani asal Asia Tenggara bernama M. champaca
var. pubinervia (Blume) Figlar et Noot.
Bunga
cempaka wangi melepaskan aroma yang harum. Bunga yang masih kuncup biasa
menjadi hiasan rambut atau diletakkan pada mangkuk berisi air sebagai pengharum
ruangan. Aromanya menjadi komponen utama salah satu parfum dari Prancis, Joy.
Pohon cempaka biasa ditanam di pekarangan rumah, kuil, atau pekuburan. Karena
asosiasi dengan tempat-tempat suci, pohon cempaka wangi sering dianggap sebagai
pohon keramat. Cempaka wangi dapat diperbanyak dengan cangkok atau dengan
menumbuhkan bijinya. Hasil persilangan dengan M. montana menghasilkan cempaka
putih atau kantil (Michelia ×alba).
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Cempaka_wangi
Otot Kawat Tulang Besi
Gatotkaca
adalah seorang tokoh dalam wira carita Mahabharata, putra Bimasena (Bima) atau Wrekodara dari keluarga Pandawa.
Ibunya bernama Hidimbi (Harimbi), berasal dari bangsa rakshasa. Gatotkaca
dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra, ia
menewaskan banyak sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang
sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa, ia dikenal dengan sebutan
Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara
lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan
"otot kawat tulang besi".
Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah
bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua
kata, yaitu ghaá¹(tt)am yang berarti "buli-buli" atau
"kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini
diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli
atau kendi.
Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra
Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan
bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasa penguasa sebuah hutan;
tinggal bersama kakaknya yang bernama Hidimba (dalam pewayangan Jawa, ibu
Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan
sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri
bangsa rakshasa).
Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri
dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai
usia satu tahun, tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata
apa pun. Arjuna (adik Bimasena) pergi bertapa untuk
mendapatkan petunjuk dewa demi menolong keponakannya itu. Pada saat yang sama
Karna, panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka.
Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan kahyangan memberikan
senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna.
Setelah menyadari
kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Lalu Arjuna mengejar
Karna untuk merebut senjata Konta, sehingga pertarungan pun terjadi. Karna
berhasil meloloskan diri bersama senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil
merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Sarung pusaka Konta terbuat dari
kayu mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka.
Saat dipakai untuk memotong, kayu mastaba musnah dan bersatu dalam perut
Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu
Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Ia juga meramalkan bahwa kelak
Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.
Menurut versi pewayangan Jawa, Tetuka diasuh di kahyangan
oleh Narada yang saat itu sedang digempur oleh Patih Sekipu dari Kerajaan
Trabelasuket. Patih tersebut diutus rajanya, Kalapracona untuk melamar bidadari bernama Batari Supraba. Tetuka dihadapkan sebagai lawan
Sekipu. Semakin dihajar, Tetuka justru semakin kuat. Karena malu, Sekipu
mengembalikan Tetuka kepada Narada untuk dibesarkan saat itu juga. Narada
menceburkan tubuh Tetuka ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Para
dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah.
Beberapa saat
kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala
jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya. Kemudian
Tetuka bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya dengan gigitan
taringnya.Kresna dan para Pandawa saat itu datang menyusul ke kahyangan. Kresna
memotong taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum
raksasa. Batara Guru, raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka,
yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma untuk
dipakai Tetuka, yang sejak saat itu berganti nama menjadi Gatotkaca. Dengan
mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang menuju Kerajaan
Trabelasuket dan membunuh Kalapracona.
Gambaran Gatotkaca dalam perwayangan
Gatotkaca menikahi Ahilawati, gadis dari Kerajaan Naga
dan mempunyai anak bernama Barbarika. Dalam versi pewayangan Jawa, Gatotkaca
menikah dengan sepupunya, yaitu Pergiwa, putriArjuna. Ia berhasil menikahi
Pergiwa setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan saingannya,
bernama Laksmana Mandrakumara, putra Duryodana dari keluarga Korawa. Dari
perkawinannya dengan Pergiwa, Gatotkaca memiliki putra bernama Sasikirana, yang
menjadi panglima perang Hastinapura pada masa pemerintahan Prabu Parikesit,
putra Abimanyu atau cucu Arjuna. Versi lain mengisahkan, Gatotkaca memiliki dua
orang istri lagi selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati. Dari keduanya
masing-masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena.
Kematian
Gatotkaca pun terbagi dalam 2 versi yaitu menurut kitab mahabarata dan versi
pewayangan jawa. Namun inti kematiannya sama yaitu karena ia dikalahkan oleh
kama yang memiliki senjata pusaka Konta, yang diketahui sebagai kelemahan
Gatotkaca. Senajta itupun berrhasil menaklukkan Gatotkaca.
Tahu ajalnya sudah
dekat, ia melakukan pengorbanan terakhir yaitu menggunakan tubuh besarnya untuk
menimpa seluruh pasukan Korawa. Konta yang awalnya akan digunakan untuk
membunuh Arjuna akhirnya hilang selamanya karena dipakai untuk mengalahkan
Gatotkaca.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gatotkaca
Si Pahlawan Gerilya, Jendral Soedirman
Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh
menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler,
termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam
Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan
kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat
karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia
mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di
sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya
dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah
Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun
1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori
Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat,
Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun
kemudian diasingkan ke Bogor.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta
untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses
penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah
mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian
dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan
Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12 November
1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta,
Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di
militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu
pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan
Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris
menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya
diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. Selama tiga tahun
berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial
Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian
Linggarjati –yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian Perjanjian
Renville –yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang
diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara
Indonesia. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta
pada 1948. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai
penyebab penyakit tuberkulosis-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya
dikempeskan pada bulan November 1948.
Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari
rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.
Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman,
beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke
arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Awalnya mereka
diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur
dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu. Dari tempat ini,
ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1
Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika
Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada
bulan Juli 1949. Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan
Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. Penyakit TBC yang diidapnya
kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat kurang lebih satu
bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera
setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi
upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilya-nya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de
corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometer (62 mil)
yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi
Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan
namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan,
universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan
sebagai Pahlawan Nasional Indonesia
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman
Sepakbola dan Tanah Air
Tema: Kembalikan Indonesiaku
ke Indonesia
Sepakbola merupakan suatu
olahraga yang fenomenal pada zaman ini. Mulai dari yang tua sampai yang muda
menyukai olahraga yang dimainkan dengan cara menendang bola tersebut. Dan
Indonesia hampir semua orang menyukai sepakbola. Ya walaupun ada beberapa orang
yang tidak bisa bermain sepakbola, mereka juga bisa menikmatinya dengan cara
menonton pertandingannya, baik dari layar kaca maupun langsung di stadionnya.
Masyarakat Indonesia adalah
salah satu masyarakat di dunia yang bisas dikatakan sebagai supporter bola yang
fanatik. Tak hanya supporter dari klub lokal hingga klub mancanegara. Sebut
saja klub ibukota Persija Jakarta, mereka memiliki supporter bernama The Jak,
yang selalu setia mendukung Persija kalah suka maupun duka. Lalu, Liverpudlian,
sebutan pendukung klub inggris yang ternama, Liverpool. Bahkan pada tahun 2013,
keputusan Liverpool untuk menggelar pertandingan persahabat dikarenakan
Indonesia memiliki jumlah pendukung yang banyak.
Dari semua itu coba kita lihat
Persepakbolaan Indonesia kita sekarang. Sempat terjadi pembagian liga karena
perseteruan di didalam PSSI sehingga timbul organisasi yang menjalankan liga
lainnya tersebut. Bisa dibilang Sepakbola di Indonesia urusan sepak bola msaih
dicampur adukkan dengan urusan politik. Namun Bersyukurlah karena masalah
tersebut mulai sedikit demi sedikit teratasi dan sekarang sepakbola Indonesia
mulai bangkit dari keterpurukannya.
Namun ada pemandangan yang
bisa saya sebut sebagai “ironi” dalam persepakbolaan Indonesia. Jika kita lihat
ada beberapa negara yang penduduknya menghormati tim nasional mereka pada saat
bertanding. Coba kita lihat di Indonesia, Tidak jarang kita melihat orang-orang
mencaci atau menghina penampilan Timnas Indonesia saat mereka bermain buruk.
Tapi ketika mereka berbicara soal klub favoritnya, khususnya klub luar negeri,
mereka lebih membela mati-matian klub kesayangannnya.
Saya sendiri lebih sering mengamati
sepakbola mancanegara daripada sepakbola lokal. Bukan karena saya tidak suka
sepakbola Indonesia, tetapi karena sepakbola luar lebih diagungkan daripada
sepakbola lokal. Inilah kita, Merdeka sudah 69 tahun tetapi masih ada
bayang-bayang penjajahan yang belum kita sadari. Memang bukan sepenuhnya
penjajahan, namun sikap cinta tanah air kita yang kurang.
Munafik jika saya mengatakan
bahwa saya bilang cinta terhadap negeri ini. Melihat Negara lain memiliki nasib
lebih baik dari Negara kita. Maka tak jarang, banyak masyarakat Indonesia ingin
merantau ke negeri orang hanya untuk memperbaiki nasibya mereka sendiri.
Cobalah kita sadar, mungkin kalau kita lebih peduli dan mengingikan perubahan
di negeri tercinta kita kini, kita harus melupakan ego kita dan kita
bersama-sam melakukan perubahan pada negeri ini. Tak perlu perubahan secara
besar-besar. Kita mulai dari hal yang kecil, karena ibarat semut yang kecil,
sendiri ia akan lemah. Namun saat bersama mereka bisa membawa perubahan.
Subscribe to:
Posts (Atom)