Showing posts with label IBD. Show all posts
Showing posts with label IBD. Show all posts

Tuesday 10 June 2014

Kontradiksi Keputusan-keputusan Terhadap Kejahatan Narkoba

Nakoba, kasus yang tidak mungkin asing di telinga kita ini selalu saja menjadi permasalahan yang belum terselesaikan di negeri ini. Semakin banyak orang-orang yang terjerumus untuk menggunakan narkoba, Dibalik itu semua terdapat beberapa kontradiksi keputusan-keputusan terhadap kejahatan narkoba. Berikut ada cuplikan sebuah berita:

JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis menyatakan hak Presiden secara konstitusi untuk memberikan grasi kepada terpidana mati kasus narkoba sebaiknya tidak digunakan karena bisa menimbulkan kontradiksi terhadap semangat pemberantasan tindak penyalahgunaan narkoba.

"Janganlah menggunakan kewenangan konstisional itu dalam hal ini, agar menjaga ekspetasi masyarakat," katanya di Jakarta, Jumat (12/10) ".

Dalam UUD 1945 Pasal 14 ayat 1, Presiden memiliki kewenangan memberikan grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan Mahkamah Agung. Namun Margarito meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak menggunakan wewenang itu agar dapat menjaga semangat bangsa yang sedang gencar-gencarnya memberantas perederan narkoba.

"Itu sepenuhnya hak beliau tapi semangat pemberantasan narkoba, janganlah presiden menggunakan hak itu," katanya.

Hal itu diperkuat dengan data jumlah anak bangsa yang tewas karena penyalahgunaan narkoba, lanjut Margarito.

"Bukankah dari data BNN saja setiap harinya, ada 50 orang tewas karena narkoba, maka dari itu sebaiknya jangan digunakan hak grasi itu," ujarnya Sebelumnya Presiden memberikan grasi kepada Deni Setia Maharwan alias Rafi yang dijatuhi pidana mati karena dipersalahkan melakukan tindak pidana secara bersama-sama dan melawan hukum menjadi perantara narkoba golongan satu Deni mengajukan grasi dan dikabulkan dengan Keppres Nomor 7/G/2012.

Sementara itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan pemberian grasi kepada Deni didasari atas pertimbangan kemanusiaan.
Meski demikian, Deni tetap menjalani hukuman pidana penjara seumur hidup sesuai dengan kesalahannya.

Dia menambahkan pertimbangan memberikan grasi kepada seseorang yang awalnya divonis hukuman mati menjadi seumur hidup terkait kepada unsur kemanusiaan, karena yang bersangkutan sudah mengakui perbuatannya, mengaku bersalah dan mengajukan grasi kepada presiden.

"Bapak Presiden juga telah mempertimbangkan HAM dan sisi konstitusional beliau berdasarkan kewenangan presiden dalam undang-undang dasar. Selain itu juga mempertimbangkan dari sisi kemanusiaan bahwa perubahan hukuman mati menjadi hukuman seumur hidup itu bukan berarti kepada yang terhukum bebas," katanya. 

Hukum indonesia terkadang mengalami dilematis. Dalam undang-undang mungkin tertulis pelaku pengguna narkoba bisa di penjara seumur hidup ataupun hukuman mati. Namun Kontradiksi dalam hal ini adalah mengarahnya kepada HAM. Mungkin Indonesia bukannlah negara yang memmiliki hukuman yang tegas seperti Arab dan Tiongkok. Melihat status Indonesia sebagai negara Demokrasi inilah sebab banyaknya penggunaan grasi oleh presiden.

Namun menurut saya, tindakan seperti pengurangan masa hukuman ini sebenarnya kurang baik untuk pelaku yang sudah masuk golongan "kelas kakap" maupun kasus-kasus yang besar. Karena bukannya menimbulkan efek jera, malah meraka mungkin berpeluang melakukan hal tersebut lagi. Karena hukum yang kurang tegas ini pelaku kejahatan dari berbagi bidang tak berdampak efek jera seperti pelaku narkoba. Maka dari itu, pemberian hak seperti grasi dll harus bijak.

Sumber : 
sinarharapan 

Monday 9 June 2014

Pedofil, Dari hal Sepele hingga Menjadi Kejahatan yang Besar

Beberapa waktu lalu, rakyat Indonesia sempat digemparkan karena kasus Pedofil yang terjadi di sebuah sekolah internasional yang berada di kawasan Jakarta selatan yaitu JIS. Beberapa pihak sempeat terkejut dengan kasus yang terjadi di sekolah tingkat kanak-kanak ini. Sekolah yang selama ini dianggap memiliki standard internasional tersebut ternyata tak luput dari tindakan asusila tersebut. Dan juga ada kasus si Emon si predator anak-anak yang korbannya sudah mencapai ratusan anak. Sangat memalukan.

Sebenarnya pedofil bukanlah sebuah kasus baru, namun karena kasus ini terjadi di suatu tempat yang dianggap berkualitas yang tenyata "berkualitas" . Buktinya setelah kasus JIS munculah Emon si predator anak yang lebih mengejutkan. Mencabuli bocah dibawah umur hanya untuk menjadi orang yang kaya atas nasihat dari seoraang kakek-kakek yang misterius menemuinya. Perlahan kasus-kasus serupapun naik ke permukaan. 

Dari sedikit cuplikan kasus-kasus diatas, apakah anda pembaca tau apa sebenarnya pedofil itu? Sebagai diagnosa medis, pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa (pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia. Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) mendefinisikan pedofilia sebagai "gangguan kepribadian dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas awal. Menurut Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Jiwa (DSM), pedofilia adalah parafilia di mana seseorang memiliki hubungan yang kuat dan berulang terhadap dorongan seksual dan fantasi tentang anak-anak prapuber dan di mana perasaan mereka memiliki salah satu peran atau yang menyebabkan penderitaan atau kesulitan interpersonal.

 Meskipun gangguan ini (pedofilia) sebagian besar didokumentasikan pada pria, ada juga wanita yang menunjukkan gangguan tersebut, dan peneliti berasumsi perkiraan yang ada lebih rendah dari jumlah sebenarnya pada pedofil perempuan. Tidak ada obat untuk pedofilia yang telah dikembangkan. Namun demikian, terapi tertentu yang dapat mengurangi kejadian seseorang untuk melakukan pelecehan seksual terhadap anak. Di Amerika Serikat, menurut Kansas v. Hendricks, pelanggar seks yang didiagnosis dengan gangguan mental tertentu, terutama pedofilia, bisa dikenakan pada komitmen sipil yang tidak terbatas,di bawah undang-undang berbagai negara bagian (umumnya disebut hukum SVP) dan Undang-Undang Perlindungan dan Keselamatan Anak Adam Walsh pada tahun 2006.

Bisa dilihat pedofil terjadi karena kurangnya pendidikan seks kepada anak sejak dini. Mungkin masih banyak orang tua berpikir bahwa pendidikan seks tabu untuk dipelajari di usia dini atau para orang tua berfikir belum saatnya pada usia muda mereka di berikan pendidikan seks. Dan mungkin ada alasan bahwa takut anaknya menjadi mesum atau mempunyai pola pikiran pornografi. Dan akhirnya bisa terlibat pergaulan bebas.

Justru ini yang menimbulkan para pedofilia lebih mudah dan tak segan mencari mangsanya. Minimnya ilmu tentang seks dan keluguan seorang anak akhirnya memudahkan aksi pelaku pedofilia melancarkan aksinya. Dengan modus menjadi orang yang perhatian dengan anak, sang pelaku mulai mengambil hatinya dan mulai mengajarkan perilaku seks menyimpang tersebut. Sekalipun anak mulai curiga, pelaku mengimingkan sebuah hadiah, uang, dan bahkan bisa mengancam dengan cara kekerasan agar si korban tutup mulut.
Maka dari itu, anak harus diberikan pendidikan seks sejak dini, namun diperhatikan juga porsi penyampaiannya. Mulailah dari pengenalan alat reproduksinya dan cara menjaganya. Dan juga memberitahukan perilaku yang baik ataupun yang buruk. Sehingga anak tidak mudah tertipu oleh aksi tersangka pedofil ataupun tak mempelajarinya dari lingkungan luar karena minimnya informasi dari keluarga bisa mnenyebabkan anak ingin mencari tahu dan sebagian besar cenderung mendapat informasi yang salah, mungkin dari teman atau mungkin dari internet dsb. Disini perhatian orang tua juga perlu ditingkatkan.

Dan untuk pelaku sebaiknya diberikan hukuman yang sangat berat karena kasusu tersebut berdampak pada psikologis anak. Anak bisa mengalami trauma yang cukup lama dan bukan tidak mungkin mereka yang menjadi korban saat ini dapat menjadi pelaku pedofilia di masa mendatang.  Bercermin seperti kasus-kasus ditas yang atas dasar mereka juga pernah menjadi korban pedofilia.

 Sumber : id.wikipedia.org

Sunday 27 April 2014

Menanggapi Lokalisasi di Indonesia

Mungkin bagi anda yang kiranya awam pasti masih bertanya-tanya apa itu lokalisasi. Dari wikipedia, ada 2 arti yang mengarah pada lokalisasi yaitu menempatkan pada suatu lokasi dan yang satu lagi berhubungan dengan pekerja seks komersi (PSK).  Memang rasanya tabu untuk membicarakan tentang masalah ini, karena Indonesia yang dikenal mayoritas dengan warga beragama islam, mirisnya memiliki salah satu tempat lokalisasi ternama yaitu "Gang Dolly." Sebelum itu mari kita liat cuplikan berita yang dikutip dari Sindonews:


Sindonews.com - Di Semarang ada Sunan Kuning. Di Jakarta ada Kramat Tunggak. Di Yogyakarta ada Sarkem. Hampir di setiap kota ada kompleks lokalisasi. Tapi mungkin tak ada yang seterkenal dan sefenomenal Dolly di Surabaya. 


Kawasan Dolly Surabaya, sudah banyak dikenal masyarakat sebagai sebuah tempat yang bernuansa negatif. Hal ini lantaran di kawasan tersebut ditetapkan sebagai tempat dikumpulkannya para Penjaja Seks Komersial (PSK). Sehingga, jika para pencari pemuas nafsu hanya bisa melakukan aktivitasnya disatu tempat dan tak menimbulkan keresahan di wilayah lain. Tak pelak jika Dolly lebih terkenal ketimbang Surabaya. 

Dolly sendiri kini dinyatakan sebagai kawasan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Keberadaannya bahkan mengalahkan lokalisasi Patpong yang berada di Bangkok, Thailand, maupun Geylang, di Singapura. 

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Sindonews, Dolly berdiri sejak jaman penjajahan Belanda. Awalnya lokaliasasi Dolly merupakan kawasan pemakaman. Namun, oleh seorang keturunan Belanda yang menetap di Surabaya, Dolly Van Der Mart, pemakaman itu disulapnya menjadi areal hiburan malam. Karena yang mendirikan lokalisasi itu bernama Dolly, tak pelak jika kawasan tersebut dikenal dengan sebutan Gang Dolly.

Keberadaan Dolly awalnya diperuntukkan untuk memuaskan nafsu para tentara Belanda. Namun seiring berjalannya waktu, kini lokalisasi Dolly menjadi 'konsumsi' warga pribumi mulai dari kelas bawah, hingga kelas atas. 

Lokasi Dolly berada di kawasan padat penduduk, di pusat Kota Surabaya. Di sana, tak hanya terdengar deru mesin kendaraan yang lewat, namun juga desahan tipis napas para kupu-kupu malam yang terdengar sayup-sayup di balik kamar sempit. Konon kabarnya, ada sekira 5.000 PSK yang berada di lokalisasi tersebut.

Dampak ekonomipun mulai terasa bagi para warga sekitar lokalisasi Doly. Mereka banyak yang menggantungkan rezekinya dari 'gang lendir' itu. Bukan hanya PSK, tetapi juga pemilik warung, penjaja rokok, tukang parkir, tukang becak dan lain-lain merasakan hal positif dari lokalisasi tersebut.


Lokalisasi hadir sebagai solusi pemerintah untuk mengurangi dampak negatif perzinahan, bukan menghalalkannya. Dengan dilokalisir, efek negatif perzinahan dapat dikelola dan dikontrol sehingga tidak menyebar ke masyarakat secara luas, termasuk penyebaran virus HIV. Dengan kontrol yang ketat dan penyadaran yang terencana, secara perlahan keberadaan lokalisasi akan tutup dengan sendirinya karena para penghuninya telah sadar dan menemukan jalan lain yang lebih santun.


Tujuan ini akan tercapai manakala program lokalisasi dibarengi dengan konsistensi kebijakan dan usaha secara massif untuk menyelesaikan inti masalahnya. Kemiskinan, ketimpangan sosial, peyelewengan aturan, dan tatatan sosial harus diatasi. Mereka yang melakukan praktik perzinahan di luar lokalisasi juga harus ditindak tegas. Jika saja prasyarat tersebut dilakukan, tentu mafsadahnya lebih ringan dibanding kondisi yang kita lihat sekarang.

Namun seiring berjalannya zaman, lokalisasi makin menjurus ke hal negatif lainnya seperti penjualan wanita-wanita, seks yang tidak aman dsb. Nah bagaimana pendapat saya tentang lokalisasi di Indonesia ini?

Sebenarnya telah dijelaskan diatas bahwa sesungguhnya lokalisasi dilakukan untuk mengurangi dampak negatif perzinahan, namun pengawasan pemerintahnya tidak ketat dan akhirnya yang makin melonggar hingga saat ini. Saran saya, jika benar lokalisasi ini ingin dihilangkan di Indonesia, maka pemerintah harus melakukan proses secara bertahap dan dengan cara baik-baik. 

Lalu seperti kutipan pada berita, banyak masyarakat yang ternyata mendapat dampak positif dari bisnis lokalisasi ini. Dan tentunya mereka akan tidak setuju jika tempat lokalisasi tersebut ditup. Nah, tugas pemerintah memberikan mereka lapangan pekerjaan yang sesuai dan layak sehingga warga tak menggantukangkan hasil penghidupannya ditempat yang tabu ini.

Namun pastinya banyak juga pihak yang menolak penutupan lokalisasi dengan alasan tertentu. Nah kalau ingin dipertahannkan, pemerintah harus memberikan pengawasan yang ketat dan memberi hukuman kepada pelaku yang melanggar apa yang ditetapkan oleh pemerintah.

Andai jadi Caleg

Caleg (calon legislatif) menjadi sebuah ajang fenomena setiap 5 tahun sekali dalam pesta demokrasi. Dari beberapa kalangan seperti orang yang memang bergelut di bidang politik, Pengusaha, Dosen, Buruh, Artis, sampe dengan badut pun ikut meramaikan fenomena caleg ini . Dari kalangan pemuda muda sampai generasi tua. Semua berebut kursi disenayan.

Lalu saya mendapatkan tugas, dan pertanyaannya seperti ini...

"Seandainya anda menjadi caleg, apa yang akan anda lakukan?"

Jujur, gue paling gak suka berhubungan dengan dunia politik. Kalau kata om gue, dunia politik penuh seluk beluk, drama sandiwara, dan maksud terselubung. Namun karena tuntutan tugas dari dosen , gue bakal menjawab pertanyaan ini (maaf pak jangan marah hehe).

Seeperti janji-janji caleg masa kini, saya akan membenahi beberapa masalah yang kini sedang terjadi di Indonesia contohnya seperti bidang pendidikan. lalu saya akan mencoba turun ke lapangan dan mencoba lebih dekat masyarakat agar dapat menemui masalah apa yang mereka sering hadapi sehari-harinya. Sehingga pada saat rapat DPR, saya akan menyampaikan aspirasi dari masyarakat. Karena Anggota legislatif adalah "wakil rakyat" maka harusnya juga merakyat, bukan membuat negara ini makin melarat seperti yang dilakukan oleh si tikus-tikus berdasi itu.

Itulah jawaban saya...Karena saya cukup buta dalam hal politik, mungkin hanya jawaban itu yang dapat saya berikan. Karena saya inginnya jadi Arsitek Aaamiin~

Orang Bilang Tanah Kita......

Ada yang tau Apa Koes Plus? Orang tua kita (dan yang lebih tua hehe) mungkin mengenal mereka. Tapi coba kalian tanyakan pada anak-anaka atau pun pemuda pemudi jaman sekarang. Mungkin hanya sebagian kecil dari mereka yang tahu. Yap, Grup band legendaris Indonesia ini memang dikenal dengan berbagai musik berbau tema nusantara. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah "Kolam Susu"

Nah disini gue bukan mau ngebahass profil Koes Plus melainkan menafsirkan salah satu lagu mereka yang judulnya telah saya sebut di atas, yaitu Kolam Susu. Berikut liriknya:

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman



Nah dari lirik yang diatas, ada beberapa hal yang bisa gue tafsirkan (berasa tafsirin Al-Quran aje). Di lagu ini digambarkan Lautan Indonesia yang digambarkan sebagai kolam susu. Kalo pake nalar sih, membuat sebuah kolam susu itu membutuhkan biaya yang mahal. Bayangkan saja, Susu saja harganya berapa sekarang? Nah apalagi pada jaman dulu susu seperti minuman yang "wah" pada saaat itu. Melihat Indonesia yang kaya akan hasil lautnya, maka Penulis lagu ini menyiratkan lautan indonesia sebagai kolam susu. 

Lalu di lagu disebutkan "kail dan jala cukup menghidupimu." Kalau ditangkap dari liriknya, mungkin ini langsung tertuju pada para nelayan yang mencari nafkah dengan mencari ikan di lautan. namun Menurut saya, ini bisa mengarah pada kita semua penduduk Indonesia. Karena kita juga bisa menghidupi kehidupan kita dengan mencari hasil laut. Namun karena sekarang orang yang bekerja dilaut identik dengan nelayan, sampai sekarang lirik itu tetap menguat kepada si nelayan.

 Lalu, lirik "orang bilang tanah kita tanah surga", sebenarnya anda sendiri bisa menjawabnya. Cukup melihat sejarah kita dulu. Para penjajah haus rempah-rempah dan hasil bumi kita dirampas dan dijual di negara mereka. Tak bisa dipungkiri, negara kita ini yaitu Indonesia memang kaya akan berbagai hasil buminya. Maka dilagu juga disebutkantongkah kayu dan batu jadi tanaman. Asal kita pintar mengolah apa yang ada di Indonesia ini, kita mungkin saja menjadi negara yang maju. Karena hal kecil di Indonesia ini dapat menjadi sebuat aset berhaga bangsa. 

Sekian penafsiran yang saya berikan. Mungkin setiap orang mempunyai pendapat berbeda-beda, maka dari itu mohon maaf jika yang sayaa tuliskan kurang berkenan dibaca atau ada beberapa hal yang tidak sesuai. namun saya harap, postingan ini dapat menjadi sebuah media pengetahuan yang baik.

Sunday 30 March 2014

Cempaka Wangi, Simbol Flora dari Aceh

Cempaka wangi (Magnolia champaca syn. Michelia champaca) adalah pohon hijau abadi besar yang bunga putih atau kuningnya dikenal luas sebagai sumber wewangian. Tumbuhan asal anak benua India dan Asia Tenggara ini juga berguna kayunya dan berfungsi pula sebagai penghias taman. Bijinyaterbungkus oleh salut biji yang disukai burung. Cempaka wangi adalah flora identitas untuk Provinsi Aceh, di sana dikenal sebagai Bungöng Jeumpa Gadéng.



Dalam percakapan sehari-hari, yang dimaksud dengan cempaka biasanya adalah cempaka wangi ini. Nama "cempaka" dipinjam dari bahasa Sanskerta. Nama-nama dalam berbagai bahasa di India juga memiliki nama bermiripan, seperti champac, sonchaaphaa(सोन चाफ़ा), atau sampangi. Terdapat suatu varietas botani asal Asia Tenggara bernama M. champaca var. pubinervia (Blume) Figlar et Noot.


Bunga cempaka wangi melepaskan aroma yang harum. Bunga yang masih kuncup biasa menjadi hiasan rambut atau diletakkan pada mangkuk berisi air sebagai pengharum ruangan. Aromanya menjadi komponen utama salah satu parfum dari Prancis, Joy. Pohon cempaka biasa ditanam di pekarangan rumah, kuil, atau pekuburan. Karena asosiasi dengan tempat-tempat suci, pohon cempaka wangi sering dianggap sebagai pohon keramat. Cempaka wangi dapat diperbanyak dengan cangkok atau dengan menumbuhkan bijinya. Hasil persilangan dengan M. montana menghasilkan cempaka putih atau kantil (Michelia ×alba).

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Cempaka_wangi

Otot Kawat Tulang Besi


Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam wira carita Mahabharata, putra Bimasena (Bima) atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya bernama Hidimbi (Harimbi), berasal dari bangsa rakshasa. Gatotkaca dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra, ia menewaskan banyak sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.





Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa, ia dikenal dengan sebutan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".

Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaá¹­(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.

Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasa penguasa sebuah hutan; tinggal bersama kakaknya yang bernama Hidimba (dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa).

Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun, tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun.  Arjuna  (adik Bimasena) pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong keponakannya itu. Pada saat yang sama Karna, panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka. Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna. 

Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Lalu Arjuna mengejar Karna untuk merebut senjata Konta, sehingga pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri bersama senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Sarung pusaka Konta terbuat dari kayu mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka. Saat dipakai untuk memotong, kayu mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.

Menurut versi pewayangan Jawa, Tetuka diasuh di kahyangan oleh Narada yang saat itu sedang digempur oleh Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Patih tersebut diutus rajanya, Kalapracona untuk melamar bidadari bernama Batari Supraba. Tetuka dihadapkan sebagai lawan Sekipu. Semakin dihajar, Tetuka justru semakin kuat. Karena malu, Sekipu mengembalikan Tetuka kepada Narada untuk dibesarkan saat itu juga. Narada menceburkan tubuh Tetuka ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah.

 Beberapa saat kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya. Kemudian Tetuka bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya dengan gigitan taringnya.Kresna dan para Pandawa saat itu datang menyusul ke kahyangan. Kresna memotong taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum raksasa. Batara Guru, raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka, yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma untuk dipakai Tetuka, yang sejak saat itu berganti nama menjadi Gatotkaca. Dengan mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang menuju Kerajaan Trabelasuket dan membunuh Kalapracona.


Gambaran Gatotkaca dalam perwayangan

Gatotkaca menikahi Ahilawati, gadis dari Kerajaan Naga dan mempunyai anak bernama Barbarika. Dalam versi pewayangan Jawa, Gatotkaca menikah dengan sepupunya, yaitu Pergiwa, putriArjuna. Ia berhasil menikahi Pergiwa setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan saingannya, bernama Laksmana Mandrakumara, putra Duryodana dari keluarga Korawa. Dari perkawinannya dengan Pergiwa, Gatotkaca memiliki putra bernama Sasikirana, yang menjadi panglima perang Hastinapura pada masa pemerintahan Prabu Parikesit, putra Abimanyu atau cucu Arjuna. Versi lain mengisahkan, Gatotkaca memiliki dua orang istri lagi selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati. Dari keduanya masing-masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena.

Kematian Gatotkaca pun terbagi dalam 2 versi yaitu menurut kitab mahabarata dan versi pewayangan jawa. Namun inti kematiannya sama yaitu karena ia dikalahkan oleh kama yang memiliki senjata pusaka Konta, yang diketahui sebagai kelemahan Gatotkaca. Senajta itupun berrhasil menaklukkan Gatotkaca. 

Tahu ajalnya sudah dekat, ia melakukan pengorbanan terakhir yaitu menggunakan tubuh besarnya untuk menimpa seluruh pasukan Korawa. Konta yang awalnya akan digunakan untuk membunuh Arjuna akhirnya hilang selamanya karena dipakai untuk mengalahkan Gatotkaca.



Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gatotkaca

Si Pahlawan Gerilya, Jendral Soedirman


Jenderal Besar Raden Soedirman lahir 24 Januari 1916 dan wafat pada  29 Januari 1950 pada umur 34 tahun adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi.



Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati –yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian Perjanjian Renville –yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta pada 1948. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit tuberkulosis-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan November 1948.
Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu. Dari tempat ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. Penyakit TBC yang diidapnya kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.


Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan  gerilya-nya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometer (62 mil) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan namanya diabadikan menjadi nama sejumlah  jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman

Sepakbola dan Tanah Air

Tema: Kembalikan Indonesiaku ke Indonesia

Sepakbola merupakan suatu olahraga yang fenomenal pada zaman ini. Mulai dari yang tua sampai yang muda menyukai olahraga yang dimainkan dengan cara menendang bola tersebut. Dan Indonesia hampir semua orang menyukai sepakbola. Ya walaupun ada beberapa orang yang tidak bisa bermain sepakbola, mereka juga bisa menikmatinya dengan cara menonton pertandingannya, baik dari layar kaca maupun langsung di stadionnya.



Masyarakat Indonesia adalah salah satu masyarakat di dunia yang bisas dikatakan sebagai supporter bola yang fanatik. Tak hanya supporter dari klub lokal hingga klub mancanegara. Sebut saja klub ibukota Persija Jakarta, mereka memiliki supporter bernama The Jak, yang selalu setia mendukung Persija kalah suka maupun duka. Lalu, Liverpudlian, sebutan pendukung klub inggris yang ternama, Liverpool. Bahkan pada tahun 2013, keputusan Liverpool untuk menggelar pertandingan persahabat dikarenakan Indonesia memiliki jumlah pendukung yang banyak.

Dari semua itu coba kita lihat Persepakbolaan Indonesia kita sekarang. Sempat terjadi pembagian liga karena perseteruan di didalam PSSI sehingga timbul organisasi yang menjalankan liga lainnya tersebut. Bisa dibilang Sepakbola di Indonesia urusan sepak bola msaih dicampur adukkan dengan urusan politik. Namun Bersyukurlah karena masalah tersebut mulai sedikit demi sedikit teratasi dan sekarang sepakbola Indonesia mulai bangkit dari keterpurukannya.

Namun ada pemandangan yang bisa saya sebut sebagai “ironi” dalam persepakbolaan Indonesia. Jika kita lihat ada beberapa negara yang penduduknya menghormati tim nasional mereka pada saat bertanding. Coba kita lihat di Indonesia, Tidak jarang kita melihat orang-orang mencaci atau menghina penampilan Timnas Indonesia saat mereka bermain buruk. Tapi ketika mereka berbicara soal klub favoritnya, khususnya klub luar negeri, mereka lebih membela mati-matian klub kesayangannnya.

Saya sendiri lebih sering mengamati sepakbola mancanegara daripada sepakbola lokal. Bukan karena saya tidak suka sepakbola Indonesia, tetapi karena sepakbola luar lebih diagungkan daripada sepakbola lokal. Inilah kita, Merdeka sudah 69 tahun tetapi masih ada bayang-bayang penjajahan yang belum kita sadari. Memang bukan sepenuhnya penjajahan, namun sikap cinta tanah air kita yang kurang.


Munafik jika saya mengatakan bahwa saya bilang cinta terhadap negeri ini. Melihat Negara lain memiliki nasib lebih baik dari Negara kita. Maka tak jarang, banyak masyarakat Indonesia ingin merantau ke negeri orang hanya untuk memperbaiki nasibya mereka sendiri. Cobalah kita sadar, mungkin kalau kita lebih peduli dan mengingikan perubahan di negeri tercinta kita kini, kita harus melupakan ego kita dan kita bersama-sam melakukan perubahan pada negeri ini. Tak perlu perubahan secara besar-besar. Kita mulai dari hal yang kecil, karena ibarat semut yang kecil, sendiri ia akan lemah. Namun saat bersama mereka bisa membawa perubahan.