Monday, 25 April 2016

KLA 2016, Arsitektur Gunadarma '13 goes to Korea (Prequel)


Minggu-minggu ini gue masih merasa  kurang mood untu ngerjain tugas-tugas kuliah. SPA belum ada progress selama hampir sebulan lebih (rekor terburuk). Rasanya liburan pas ke Korea kemaren membuat segalanya berasa menjadi malas untuk dikerjakan. Beda sama 3 tahun lalu, saat gue masih kelas 12, menunggu hasil UN dan pas pulangnya mulai intensif SBMPTN. Lepas tapi bagai menunggu maut.

Dan Alhamdulillah ternyata gue lulus UN  ._.

Walaupun gue gak masuk Universitas negeri namun tidak semuanya berakhir dengan penyesalan. Buktinya sekarang gue dikasih kesempatan bisa keluar negeri (lagi) setelah ke Singapore 3 tahun lalu. Bukan hadiah dari ngupas permen ataupun ngumpulin tutup botol minuman, tetapi ini adalah acara wajib dalam perkuliahan gue.

Jadi di semester 6 ini (Pada bacaaan selanjutnya artinya sama dengan Semester neraka) ada sebuah permainan  mata kuliah  yang bernama  Kuliah Lapangan Arsitektur (KLA), atau bisa disebut juga  Studi ekskursi. Matkul ini mewajibkan mahasiswanya untuk pergi studi banding tentang Arsitektur ke negara lain, yang sebenarnya sih bisa aja ke daerah Indonesia lain, tapi ya beginilah yang terjadi. Alasannya sih karena emang di negara lain pembangunan juga sedang maju dan mereka memiliki gaya yang mungkin gak ada di Indonesia.

Sebenarnya status matkul ini hanyalah softskill. Kalo kalian liat blog gue ada beberapa post yang berisi informasi atau segala macem yang bersifat formal itu adalah tugas softskill. Bobotnya pun cuma 2 sks. Tapi kalo ngulang ya bisa bikin sakit hati. Yaiyalah udah bayar mahal-mahal masa ngulang..

Lah emang biayanya berapa?

Gak kayak pas gue menang lomba Relaxa yang bermodal kurang lebih 500-600 ribu gitu (lupa hehe)  tapi balik modalnya emang kerasa, dari bisa jalan-jalan kebeberapa tempat wisata di Singapore dan juga hadiah utamanya yang ke Universal Studio Singapore (hehe sweet life). Nah kalo KLA ini berasal dari tabungan yang dikumpulkan mahasiswa dari semester 3.  Dan tabungan yang dikumpulkan yaitu sekitar 11,5 juta. Dan sebenarnya harga ini sudah mengalami beberapa penurunan.

Dan sebenarnya destinasi awalnya harusnya ke Jepang. Namun..you know lah..pas beberapa waktu kemaren kondisi ekonomi juga lagi gak stabil dan juga adanya gejolak turun-naiknya nilai tukar dolar. Dan juga dilihat dari kondisi mahasiswa yang tidak semuanya orang kaya. Sehingga, daripada memaksakan ke jepang lalu diambilah jalur tengahnya yaitu ke Korea.

Memang saat awal-awal semester 3 mahasiswa diberi beberapa opsi destinasi. Kalo gak salah ada 4 rencana destinasi yaitu Jepang, Korea, Dubai, dan satu lagi gue lupa (india apa china gitu). Dari pilihan destinasi diatas gue langsung menetapkan pada pilihan dub……JEPANG. Secara bangunan dijepang bisa dibilang memiliki bentuk arsitektur yang unik dan khas serta kekuatan strukturnya yang tahan gempa. Walaupun Jepang masuk kedalam wilayah Cincin Api Pasifik, namun mereka berani beriovasi dari segi teknologi dan bentuk banugnan yang modern.

Lalu, karena kebudayaan Jepang yang lebih familiar di Indonesia dibanding 3 negara pilihan lainnya. Memang sekarang Korea juga sedang menyebarkan kebudayaannya juga. Salah satunya drama korea dan virus boyband & girlband  yang kini menjadi aliran baru di musik Indonesia. Namun kalu gue boleh berpendapat, Jepang hampir menguasainya, dan kekuatan yang tebesar adalah Anime dan Manga

Walaupun terkadang mengandung unsur “dewasa” seperti ecchi, Harem dll (njir hatam lu nan), namun alur ceritanya bervariasi dan inovatif. Sampai sekarang banyak Manga yang kini diangkat menjadi Live Action. Ok cukup pendapat gue sampe disini, takut diserang otaku kalo ada yang melenceng hehe.

Namun tuhan mungkin punya rencana lain. Ternyata, pas kita sedang di Korea, ternyata Jepang terkena musibah gempa. Gak kebayang kalo akhirnya destinasi kita jadi ke Jepang, bisa bikin khawatir keluarga di Indonesia..

Korea ini menjadi jalan tengah dimana para dosen yang ingin melihat Cherries Blossom, dan menyesuaikan tabungan mahasiswa yang menyanggupi. Dan untuk kali sejarah, KLA tahun ini dibagi jadi 2 kloter. Kloter pertama yaitu menuju tujuan yang utama yaitu Korea, dan Kloter kedua ke Singapore-Malaysia (kalo gak salah heheh). Kloter kedua lahir karena ada beberapa mahasiswa yang tabungannya tidak mencukupi target panitia, dan juga ada korban yang telat bayar sesuai target.

Mungkin ini sedikit awalan sebelum gue menceritakan perjalan gue di Korea. Maaf kalo rada ngegantung, dan juga sebernanya masih kurang sumber foto buat di share wkwk. Terimakasih waktunya yang sudah menyempatkan baca post ini, baik tidak sengaja maupun korban nyasar. Dan sekarang gue mesti nyicil SPA dulu hehe...


HW



Thursday, 21 April 2016

Mencoba Memulai Lagi

Hai Silent reader maupun orang-orang yang tersesat diblog gue. Cie yang nyari tugas buat soft skill juga *Gunadarma’s student will understand hehe.* Apa kabar semua? Jawabnya harus super ya!! *kebawa logat abang-abang golden way*Sebelum kalian meninggalkan web yang berdebu, membosankan dan hanya dipake buat softskill ini, gue bakal menghidupkan aktivitas lama gue yangudah gak lama gue  lakukan, Blogging.

Yak gue tau post ini bakal berpontensi kagak dibaca banyak orang. Palingan gue bakal nyembar link ke Facebook, twitter, path, atau line berharap orang-orang membacanya *sedih kali yak. Maklum, ini semua gara-gara temen gue, Dayat, yang memperkenalkan gue akan sosok si kampret Raditya Dika ini. Doi sering menyajikan cerita kehidupannya yang absurd, penuh komedi dan romansa percintaan yang kadang-kadang (bahkan hamper mirip) ngena dngan kisah hidup gue.

Yang menjadi inspirasi gue bukanlah gaya penyampaian ceritanya, namun awal ia meniti menulis diblog. Mungkin masih ada beberapa blogger yang sebelumnya lebih tenar dari doi. Namun, ibarata anak bayi, ketika mereka diajari mengucapkan kata mama untuk panggilan ibunya, sampai ia besar pasti ia memanggil ibunya denga sebutan mama. Memang tak 100 persen sih, tapi emang lu pernah nemu anak kecil yang manggil ibunya saat kecil dengan sebutan umi, lalu pas gede dia manggilnya mommy. Bisa jadi anak itu salah pergaulan.

Mungkin anak 90an menulis cerita hidupnya di diary. Diawali dengan kata “Dear Diary,” tangan kita pun tergerak untuk menulis kisah hidup kita yang kita alami pada hari kita menulis diary. Sifatnya yang masih privasi membuat kisah didalamnya terasa spesial dan membuat kita enggan memberitahu kepada orag tahu. Karena, Diary seakan tempat kedua untuk kita menceritakan sebuah perasaan yang terpedam. Pertama? Pastilah kepada tuhan kita

Seiring berkembangannya zaman, anak-anak mulai kurang tertarik menulis diary, terutama untuk para cowok.  Kesan diary yang sering melekat pada cewek membuat para cowok semakin gengsi untuk menulis diary. Dan terkadang, malah ada orang tua yang menggodai saat tau kita menulis diary. Hal ini membuat kita bangsa lelaki merasa tak sesuai dengan jalannya.

Dn era internet mulai merambah kehidupan masyarakat. Blog pun lahir. Media untuk berbagi cerita, informasi, dan bahkan kepentingan bisnis. Setelah itu, Facebook lahir, menjadi sebuah media social baru yang tak jarang menjadi media curhat *maklum gue juga tersangka ehe* Dan twitter juga muncul sebagai media Microblogging. Intinya medial social yang muncul sekarang tak jarang menjadi tempat kita curhat dan lebih lepas dalam hal privasi.

Kembali ke inti, Gue mau mencoba menulis kembali di blog ini, kalo bisa tidak hanya dalam hal tugas. Kebetulan, tugas pada semester ini bikin gue jenuh dan membuat gue males buat ngerjainnya. Ditambah lagi KP (Kerja Praktek) yang membuat gue jenuh. Gue butuh sebuah kegiatan baru, tapi gak ada yang menarik. Mungkin gue hanya perlu menumbuhkan hobi yang telah lama hilang beberapa waktu belakangan ini.

Dan kebetulan minggu lalu, gue baru aja menjalani Kuliah Lapangan Arsitektur (KLA) ke Korea Selatan. Terlintas gue kangen akan masa-masa saat gue ke Singapore sama anak kelasan 12 SMA gue. Perjalanan yang butuh perjuangan dengan bekerja kayak buruh pabrik pengupas permen Relaxa. Ampe kelas lengket-lengket dimarahin guru haha. What a memory of high school…

Mungkin Blogging gue bakal diawali dengan menulis catatan perjalanan gue selama ke Korea. Ok sampai jumpa di post berikutnya... 

Monday, 11 April 2016

Lokasi/Posisi Incheon Tri Bowl dalam Konteks Kota




Songdo merupakan perwujudan masa depan Incheon. Songdo terdapat di bagian sisi tenggara Incheon. wilayah yang berdekatan dengan laut. Dibangun di atas lahan yang direklamasi, Songdo menawarkan sejumlah tempat wisata. Perjalanan ke Songdo dapat mulai di Central Park, sebuah oasis alami di kota. Karena lokasinya yang dekat dengan laut, jalur air buatan manusia pun diisi dengan air laut, dan saluran airnya pun melalui taman. Lokasinya sangat alami karena banyak taman rerumputan dan kawasan pejalan kaki sehingga mendukung bagi para pejalan kaki. Di kota ini banyak terdapat bangunan dengan design futuristic sehingga menciptakan kombinasi harmonis teknologi dan lingkungan alam.



Incheon Tribowl, merupakan salah satu dari beberapa bangunan futuristik yang berada di daerah Songdo. Tribowl beralamat di 24-6 Songdo-dong,Yeonsu-gu, Incheon,Korea Selatan. Tri-Bowl dibangun pada saat diselenggarakan Global Fair & Festival 2009 Incheon. Bangunan ini merupakan simbol dari kota Incheon. Tri-Bowl ini mencerminkan tiga kebanggaan kota Incheon yaitu Langit (bandara), Laut (Pelabuhan), dan Tanah (area luas jaringan transportasi), serta wilayah Songdo, Chengna, dan Yeongjong. Didalam gedung terdapat Event Hall, Aula Multi fungsi, dan perpustakaan digital. Berdiri diatas kolam, bangunan menyerupai mangkuk besar di atas air.

Incheon Tri-Bowl

Sumber :
Google Maps
http://english.visitkorea.or.kr/enu/ATR/SI_EN_3_6.jsp?cid=1718482
https://www.quora.com/How-far-is-Songdo-Koreas-new-smart-city-aerotropolis-from-downtown-Seoul