Saturday 31 January 2015

Pengaruh Iklim Terhadap Bangunan.

Bangunan yang baik bukannlah bangunan yang memiliki rupa yang indah ataupun bentuk yang unik. Namun bangunan yang tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan dan iklim adalah bangunan yang baik. Karena percuma bila suatu bangunan yang memiliki bentuk yang indah namun ketahanannya buruk atau umur bangunan tersebut sangat pendek.

Dalam merencanakan suatu bangunan atau tempat hunian yang baik, seyogyanya didasarkan atas pengaruh iklim pada daerah tersebut. Karena pengaruh-pengaruh tersebut akan memberikan kesan tidak nyaman pada penghuni. Pengaruh-pengaruh lingkungan yang ada antara lain:

1.Sinar Matahari.


   Matahari merupakan sumber energi setiap makhluk hidup di bumi. Matahari juga merupakan sumber panas alami yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Baik untuk berfotosintesis, tumbuh, maupun berkembang biak. Manfaat matahari bagi makhluk hidup khususnya manusia seperti memberikan sinar terang, kehangatan, kesehatan, dan energi. Namun dibalik semua manfaatnya, matahari juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan pengaruhnya( terutama dampak negatif) terhadap bangunan. Sinar matahari yang identik dengan panas dengan ditambah lagi ketika hari sudah memasuki siang panas dar matahari cukup besar. Untuk mengatasi pengaruh panas matahari terhadap bangunan ada beberapa hal yang dapat dilakukan di antara lain :

a.Dibuatkan ventilasi.



   Ventilasi memegang peran penting dalam pengurangan panas di dalam suatu ruang. Ventilasi ini bertujuan untuk memudahkan atau sebagai jalur keluar masuk dari angin. Ventilasi dibuat sebagai alat atau media pertukaran udara untuk menyeimabangkan atau mengatur suhu di dalam ruang agar sama dengan suhu di luar lingkungan. Sehingga panas dalam ruang menjadi berkurang. Ventilasi yang banyak juga dapat memberikan kesan segar pada ruang sehingga mengurangi bau yang tak sedap pada ruang. Untuk di setiap ruang diharapkan memiliki ventilasi yang cukup.


b.Dibuatkan plafond.


Plafond, menurut pendapat orang-orang merupakan pembatas atau batas penglihatan antara atap dengan ruang di bawahnya. Disamping itu plafond dijadikan sebagai media atau alat penahan panas yang berasal dari atap sehingga panas tersebut  tidak masuk ke dalam ruang. Misalnya sebuah gedung yang tanpa plafond, bagian dalamnya terasa panas dan sumpek. Hal ini dikarenakan panas dari atap langsung menuju seluruh ruang gedung tanpa ada penahan atau pembatas. Setelah dipasangkan plafond pada gedung tersebut. Udara di dalamnya terasa segar dan hawa atau suhu panas dapat dibendung oleh plafond. Ini merupakan alas an mengapa pentingnya plafond sebagai cara mengurangi panas.

c.Shading.

 JNE Office Bangka Belitung yang menerapkan Shading pada bangunannya




Shading merupakan alternatif lain untuk mengurangi pemanasan dari sinar matahari terutama terhadap dinding suatu bangunan. Shading dapat dilakukan dengan berbagai cara di antara lain dengan dilakukan pengecatan pada dinding yang sering mendapatkan sinar matahari secara langsung. Cat dapat mengurangi radiasi panas matahari terhadap tembok. Atau juga dapat dipasangkan bahan-bahan atau material-material yang dapat
mengurangi radiasi panas terhadap tembok.



d. Orientasi bangunan.

 Orientasi bangunan juga memegang andil dalam mengurangi intensitas cahaya dari sinar matahari. Dalam pengerjaan atau pembangunan suatu bangunan, orientasi bangunan sangatlah penting. Orientasi bangunan bukan hanya dapat mengurangi intensitas cahaya matahari terhadap bangunan namun juga mengurangi pengaruh angin (penjelasan di perihal Angin). Orientasi bangunan Barat-Timur lebih baik dan efisien dalam mengurangi intensitas cahaya dibandingkan dengan orientasi bangunan Utara-Selatan.

Orientasi bangunan Utara-Selatan akan mendapatkan intensitas cahaya matahari yang lebih besar dibandingkan dengan orientasi bangunan Barat-Timur. Dengan besarnya intensitas cahaya matahari terhdapa bangunan akan berpengaruh terhadap suasana di dalam bangunan. Suasana di dalam bangunan dengan intensitas cahaya matahari yang lebih besar akan terasa lebih panas dan gerah dibandingkan dengan orientasi bangunan yang intensitas cahaya mataharinya lebih kecil.

2.Hujan.

   Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup selain matahari. Air dapat berasal dari mata air, sungai, danau, laut, hujan dan lain-lain. Pada perihal air ini akan dijelaskan pengaruh buruknya terhadap daya tahan dan kekuatan bangunan. Hujan merupakan hal yang sangat wajar terjadi di dunia belahan iklim tropis. Hujan itu sendiri memiliki material utama air yang mengandung zat asam. Air yang mengandung asam itu sendiri dapat mengurangi kekuatan bangunan khususnya pada bagian komponen-komponen dan material-material bangunan. Walaupun dampaknya tidak langsung terlihat dengan cepat, namun setelah sekian lama pengaruh terhadap bangunan dapat terlihat begitu jelas. Air yang mengandung asam dapat merusak komponen seperti beton, kayu, baja, dan komponen-komponen lainnya. Pada kayu misalnya, kayu yang sering terkena air hujan sekian lama, pada bagian kayu akan terlihat jamur-jamur yang tumbuh. Jamur-jamur ini sendiri dapat mengurangi atau merusak ikatan-ikatan material kayu. Sehingga daya tahan kayu menjadi berkurang. Selain itu pengaruhnya juga besar pada baja. Baja yang sering terkena air utamanya air yang bersifat asam, baja tersebut akan beroksidasi dengan O2 sehingga akan mengakibatkan korosi atau perkaratan. Masalah ini biasanya terjadi pada beton bertulang. Dengan terjadinya korosi, volume baja akan bertambah besar. Kemudian akan terjadi beban atau volume terkekang pada beton bertulang. Setelah sekian lama beton akan mengembung dan mengakibatkan pecah-pecah maupun hancur pada permukaan beton bertulang tersebut diakibatkan terjadinya volume terkekang dari baja. Selain itu masalah yang biasa timbul berkenaan dengan air yaitu pada dinding dengan lapisan cat yang tak kedap air. Tembok yang sering terkena air lama-kelamaan akan menimbulokan noda-noda. Bila keadaan ini dibiarkan begitu saja akan membuat lapisan cat pada dinding mengelupas. Adapun upaya-upaya yang digunakan dalam pengurangan pengaruh air terhadap bangunan di antara lain :

a.Pembuatan atap.


 Atap merupakan kunci pokok untuk mengurangi pengaruh air secara langsung terhadap bangunan. Dalam pembuatan atap banyak hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti kemiringan atap dan material atap. Kemiringan standar yang dipakai oleh perancang bangunan agar memudahkan air untuk bergerak antara 250-350. Selain dari kemiringan atap, material atap yang digunakan harus menggunakan material yang kedap air. Hal ini bertujuan agar air hujan tidak dapat masuk merembes sehingga air hujan tidak jatuh ke langit-langit rumah atau bangunan. Namun hal ini mungkin juga tidak bisa menahan air hujan untuk tidak masuk atau merembes ke dalam. Karena untuk daerah tropis, perancang bangunan memberikan sela atau celah di antara sambungan genteng. Hal ini sendiri bertujuan untuk mngurangi panas di dalam atap.

b.Material yang kedap air.


  Selain material atap yang kedap air, material yang digunakan agar air dari tanah tidak merembes ke tembok atau lantai digunakan sloof. Hal yang dianjurkan dalam pemasangan sloof ialah penempatan sloof sejajar dengan muka lantai. Selain itu biasanya material yang akan terlihat begitu jelas pengaruhnya yaitu pada list plank. List plank biasanya menggunakan kayu sebagai materialnya. Dan kayu akan mudah lapuk bila terkena air untuk waktu yang cukup lama. Masalah ini bisa diatasi dengan mengganti material kayu pada list plank dengan material-material yang kedap air, misalnya seperti fiber, dll.

c.Cat.


   Cat juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi perembesan air terhadap material-material yang kontak secara langsung dengan air seperti genteng, list plank, tembok atau dinding, baja, dll. Dalam pemilihan cat, sebaiknya menggunakan cat yang memiliki zat anti atau kedap air. Cat-cat seperti ini mudah ditemukan di pasaran dan dengan harga yang terjangkau.

3.Angin.

  Bangunan dalam konstruksinya tidak hanya tergantung pada beban yang dipikul dan beban konstruksi itu sendiri. Angin itu sendiri memiliki segi keuntungan diantara lain memberi kesejukan pada ruangan, mengatur suhu atau panas pada ruangan, dll. Tanpa angin pengaturan suhu ruangan agar sesuai dengan suhu udara luar akan sangat terganggu. Karena angin itu sendiri dapat membawa hawa panas pada ruangan. Namun angin juga dapat membawa hawa panas. Keadaan ini biasanya disebut sebagai musim kemarau. Selain faktor-faktor tersebut, angin sendiri juga memiliki kekuatan yang dapat merobohkan bangunan seperti angin topan dan angin puting beliung. Angin ribut semacam itu dapat mengangkat segala hal dan benda yang dilewatinya seperti atap, bahkan dinding bangunan sekalipun. Selain itu arah angin juga berpengaruh pada arah atau letak bangunan misal:

 “Orientasi bangunan terbaik ditinjau dari datangnya angin. Misalnya angin yang berasal dari Australia membawa uap air yang kurang. Biasanya disebut musim kemarau. Maka orientasi bangunan yang disarankan minimal 1,5 tinggi bangunan.”

4.Kelembaban.

Kelembaban juga berpengaruh terhadap bangunan maupun penghuninya. Apabila kelembaban tinggi, maka akan memudahkan bibit- bibit penyakit untuk tumbuh dan berkembang biak. Hal ini akan merugikan bagi penghuni bangunan. Maka dari itu ventilasi merupakan cara yang ampuh untuk mengontrol kelembaban dalam bangunan. Pengontrolan kelembaban ini juga dipengaruhi oleh angin. Karena angin dapat membawa hawa panas atau kelembaban yang tinggi pada sebuah ruangan untuk menyesuaikan dengan keadaan di luar ruangan

Sumber : 
Google.com
http://abyrafdydwy.blogspot.com/2010/06/pengaruh-lingkungan-terhadap-bangunan.html
http://andyrahmanarchitect.com/projects/?pageload=detpro&idpro=58&nf=Various

Tuesday 18 November 2014

Arsitektur Organik

   Analogi Biologis memiliki 2 bentuk teori arsitektur yaitu Arsitektur organik dan Arsitektur 
  BiomorfikYang Membedakannya adalah jika Arsitektur Organik berhubungan dengan 
  lingkungan sekitarnya sedangkan Arsitektur Biomorfik perhatiannya terhadap proses
  proses pertumbuhan dan kemampuan bergerak.
     Nah, kali ini saya akan membahas ke Arsitektur Organik

  Seperti yang sudah disebutkan diatas tadi, Arsitektur Organik itu memusatkan perhatian pada 
  hubungan antara bagian-bagian bangunan dan lingkungannya. 
   
  Ahli teori David Pearson mengusulkan daftar aturan organis perancangan arsitektur organik, 
  yang dikenal  sebagai Piagam Gaia untuk Arsitektur dan Desain Organik. Isi aturannya yaitu: 
  • Diilhami dari alam
  • Membiarkan desainnya apa adanya
  • Membentang pada suatu organisme
  • Mengikuti arus dan menyesuaikan diri
  • Mencukupi kebutuhan social, fisik dan rohani
  • Tumbuh keluar dan unik
  • Menandai jiwa muda dan kesenangan
  • Mengikuti irama
Berikut ini adalah Contoh bangunan dengan konsep Arsitektur Organik: 
Fallingwater

Fallingwater adalah rumah yang didesain oleh arsitek Amerika Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 di barat daya pedesaan Pennsylvania , 50 mil sebelah tenggara Pittsburgh. Berusaha menghadirkan sebuah karya arsitektur dengan pendekatan konsep dekat dengan alam.Pemilihan lahan dan bahan bangunan secara apik menyiratkan kesederhanaan dan penghargaan terhadap alam sekitar. Bahan bangunan (finishing) diambil dari quarry di sekitar lokasi dengan eksplotasi yang bijak. Pemilihan struktur yang didominasi sistem cantilever (overhang) berbahan utama beton bertulang secara sepintas tampak biasa saja, namun kalau dilihat lebih detail menunjukkan bahwa Falling Water dibangun dengan sistem struktur yang rumit dan sangat detail.

Awalnya bangunan ini adalah rumah peristirahatan yang digunakan  Edgar Kaufmann dan 
keluarganya pada waktu liburan tiba. Edgar yang sangat mengagumi kehidupan alam 
akhirnya meminta bantuan kepada Frank Lloyd Wright untuk membuat sebuah rumah diatas 
sebuah sungai yang memiliki air terjun kecil.  

Kekaguman Wright pada arsitektur jepang memberinya inspirasi untuk membuat rumah ini, 
seperti proyek-proyek beliau yang lainnya. seperti pada arsitektur Jepang, Beliau ingin 
membuat harmoni antara manusia dengan alam, dan integrasinya pada rumah dengan air 
terjun itu sukses ia lakukan. 

Bangunan ini ditetapkan sebagai National Historic Landmark di 1966. Pada tahun 1991, 
American Institute of Architects menunjukkan bahwa Falling Water adalah “The Best all-time 
work American architecture”. Sementara itu National Geographic Traveler menetapkannya 
sebagai “Place of a Lifetime”.

Location : Mill Run , Pennsylvania 
Nearest city : Pittsburgh
Built : 1936 - 1939
Architect : Frank Lloyd Wright
Architectural style(s) : Organic architecture
Visitation : about 135,000
Governing body : Western Pennsylvania Conservancy
Added to NRHP : July 23, 1974 
Designated NHL : May 23, 1966 
NRHP Reference# : 74001781

Sang Arsitek

Frank Lloyd Wright(1867-1959), dikenal karena keberadaannya sebagai arsitek yang mendunia akibat
pengaruhnya yang sangat besar terhadap ranah arsitektur dunia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari 
keberadaan karyanya yang hampir tersebar di 37 negara/ lokasi, diantaranya di Irak, Jepang, Kanada, 
Mesir, Inggris selain di Amerika sendiri tentunya. Fallingwater yang didesain tahun 1936-lah menjadi 
suatu desain yang paling populer karena mempunyai relevansi yang jelas dan sangat terasa dengan 
konsep arsitektur organiknya. Bagian paling fenomenal dari rumah itu adalah ruang keluarga yang 
menjorok dan melayang di puncak air terjun. Suara gemercik air yang berasal dari aliran air sungai di 
bukit Bear Run senantiasa jadi musik alami yang terdengar di seluruh penjuru rumah. Bangunan yang 
kemudian terkenal dengan nama "Falling Water" itu dianggap sebagai adikarya Wright.

Frank Lloyd Wright, adalah sang arsitek fenomenal yang telah menghadirkan karya spektakuler rumah 
peristirahatan bagi keluarga Edgar J. Kaufmann, pemilik sebuah Department Store dari Pittsburg, pada 
tahun 1935-1939. Sejak tahun 1963, Falling Water beserta seluruh isinya oleh keluarga Kaufmann Jr. 
diserahkan kepada Western Pennsylvania Conservacy untuk dijadikan museum sebagai penghargaan 
atas karya arsitektur F.L. Wright.Hampir enam juta orang telah mengunjungi rumah tersebut pada Januari 
2008. Meskipun lokasinya terpencil di Pennsylvania (2 jam berkendara dari Pittsburgh), tercatat lebih dari 
120.000 pengunjung setiap tahun
halaman depan Fallingwater. terlihat turis sedang berkunjung



Beberapa garis horizontal dan vertikal yang kuat menjadi ciri khas Fallingwater



Teras-teras menonjol yang menggunakan sistem cantilever berbahan beton bertulang





Sungai Bear run yang mengalir di depan fasad bangunan



Ada tangga yang menuju langsung kesungai


Interior yang dirancang sendiri oleh Wright

Frank Lloyd Wright mengatakan bahwa bangunan haruslah "menjadi bagian dari bukit dan bukan di atasnya". Begitu juga arsitektur organik, harus muncul dan tumbuh dari tanah dudukannya. Ketika perbedaan antara tanah dudukan dan bangunan hilang, lingkungan luar ruangan dapat dirasakan di dalam rumah. 

Sumber :
Buku Teori Arsitektur 3
 http://properti.kompas.com/read/2014/09/14/143354121/Apa.itu.Arsitektur.Organik.
http://nessiaarch09.blogspot.com/2011/02/arsitektur-organik.html

Tuesday 10 June 2014

Kontradiksi Keputusan-keputusan Terhadap Kejahatan Narkoba

Nakoba, kasus yang tidak mungkin asing di telinga kita ini selalu saja menjadi permasalahan yang belum terselesaikan di negeri ini. Semakin banyak orang-orang yang terjerumus untuk menggunakan narkoba, Dibalik itu semua terdapat beberapa kontradiksi keputusan-keputusan terhadap kejahatan narkoba. Berikut ada cuplikan sebuah berita:

JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis menyatakan hak Presiden secara konstitusi untuk memberikan grasi kepada terpidana mati kasus narkoba sebaiknya tidak digunakan karena bisa menimbulkan kontradiksi terhadap semangat pemberantasan tindak penyalahgunaan narkoba.

"Janganlah menggunakan kewenangan konstisional itu dalam hal ini, agar menjaga ekspetasi masyarakat," katanya di Jakarta, Jumat (12/10) ".

Dalam UUD 1945 Pasal 14 ayat 1, Presiden memiliki kewenangan memberikan grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan Mahkamah Agung. Namun Margarito meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak menggunakan wewenang itu agar dapat menjaga semangat bangsa yang sedang gencar-gencarnya memberantas perederan narkoba.

"Itu sepenuhnya hak beliau tapi semangat pemberantasan narkoba, janganlah presiden menggunakan hak itu," katanya.

Hal itu diperkuat dengan data jumlah anak bangsa yang tewas karena penyalahgunaan narkoba, lanjut Margarito.

"Bukankah dari data BNN saja setiap harinya, ada 50 orang tewas karena narkoba, maka dari itu sebaiknya jangan digunakan hak grasi itu," ujarnya Sebelumnya Presiden memberikan grasi kepada Deni Setia Maharwan alias Rafi yang dijatuhi pidana mati karena dipersalahkan melakukan tindak pidana secara bersama-sama dan melawan hukum menjadi perantara narkoba golongan satu Deni mengajukan grasi dan dikabulkan dengan Keppres Nomor 7/G/2012.

Sementara itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan pemberian grasi kepada Deni didasari atas pertimbangan kemanusiaan.
Meski demikian, Deni tetap menjalani hukuman pidana penjara seumur hidup sesuai dengan kesalahannya.

Dia menambahkan pertimbangan memberikan grasi kepada seseorang yang awalnya divonis hukuman mati menjadi seumur hidup terkait kepada unsur kemanusiaan, karena yang bersangkutan sudah mengakui perbuatannya, mengaku bersalah dan mengajukan grasi kepada presiden.

"Bapak Presiden juga telah mempertimbangkan HAM dan sisi konstitusional beliau berdasarkan kewenangan presiden dalam undang-undang dasar. Selain itu juga mempertimbangkan dari sisi kemanusiaan bahwa perubahan hukuman mati menjadi hukuman seumur hidup itu bukan berarti kepada yang terhukum bebas," katanya. 

Hukum indonesia terkadang mengalami dilematis. Dalam undang-undang mungkin tertulis pelaku pengguna narkoba bisa di penjara seumur hidup ataupun hukuman mati. Namun Kontradiksi dalam hal ini adalah mengarahnya kepada HAM. Mungkin Indonesia bukannlah negara yang memmiliki hukuman yang tegas seperti Arab dan Tiongkok. Melihat status Indonesia sebagai negara Demokrasi inilah sebab banyaknya penggunaan grasi oleh presiden.

Namun menurut saya, tindakan seperti pengurangan masa hukuman ini sebenarnya kurang baik untuk pelaku yang sudah masuk golongan "kelas kakap" maupun kasus-kasus yang besar. Karena bukannya menimbulkan efek jera, malah meraka mungkin berpeluang melakukan hal tersebut lagi. Karena hukum yang kurang tegas ini pelaku kejahatan dari berbagi bidang tak berdampak efek jera seperti pelaku narkoba. Maka dari itu, pemberian hak seperti grasi dll harus bijak.

Sumber : 
sinarharapan 

Monday 9 June 2014

Pedofil, Dari hal Sepele hingga Menjadi Kejahatan yang Besar

Beberapa waktu lalu, rakyat Indonesia sempat digemparkan karena kasus Pedofil yang terjadi di sebuah sekolah internasional yang berada di kawasan Jakarta selatan yaitu JIS. Beberapa pihak sempeat terkejut dengan kasus yang terjadi di sekolah tingkat kanak-kanak ini. Sekolah yang selama ini dianggap memiliki standard internasional tersebut ternyata tak luput dari tindakan asusila tersebut. Dan juga ada kasus si Emon si predator anak-anak yang korbannya sudah mencapai ratusan anak. Sangat memalukan.

Sebenarnya pedofil bukanlah sebuah kasus baru, namun karena kasus ini terjadi di suatu tempat yang dianggap berkualitas yang tenyata "berkualitas" . Buktinya setelah kasus JIS munculah Emon si predator anak yang lebih mengejutkan. Mencabuli bocah dibawah umur hanya untuk menjadi orang yang kaya atas nasihat dari seoraang kakek-kakek yang misterius menemuinya. Perlahan kasus-kasus serupapun naik ke permukaan. 

Dari sedikit cuplikan kasus-kasus diatas, apakah anda pembaca tau apa sebenarnya pedofil itu? Sebagai diagnosa medis, pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa (pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia. Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) mendefinisikan pedofilia sebagai "gangguan kepribadian dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas awal. Menurut Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Jiwa (DSM), pedofilia adalah parafilia di mana seseorang memiliki hubungan yang kuat dan berulang terhadap dorongan seksual dan fantasi tentang anak-anak prapuber dan di mana perasaan mereka memiliki salah satu peran atau yang menyebabkan penderitaan atau kesulitan interpersonal.

 Meskipun gangguan ini (pedofilia) sebagian besar didokumentasikan pada pria, ada juga wanita yang menunjukkan gangguan tersebut, dan peneliti berasumsi perkiraan yang ada lebih rendah dari jumlah sebenarnya pada pedofil perempuan. Tidak ada obat untuk pedofilia yang telah dikembangkan. Namun demikian, terapi tertentu yang dapat mengurangi kejadian seseorang untuk melakukan pelecehan seksual terhadap anak. Di Amerika Serikat, menurut Kansas v. Hendricks, pelanggar seks yang didiagnosis dengan gangguan mental tertentu, terutama pedofilia, bisa dikenakan pada komitmen sipil yang tidak terbatas,di bawah undang-undang berbagai negara bagian (umumnya disebut hukum SVP) dan Undang-Undang Perlindungan dan Keselamatan Anak Adam Walsh pada tahun 2006.

Bisa dilihat pedofil terjadi karena kurangnya pendidikan seks kepada anak sejak dini. Mungkin masih banyak orang tua berpikir bahwa pendidikan seks tabu untuk dipelajari di usia dini atau para orang tua berfikir belum saatnya pada usia muda mereka di berikan pendidikan seks. Dan mungkin ada alasan bahwa takut anaknya menjadi mesum atau mempunyai pola pikiran pornografi. Dan akhirnya bisa terlibat pergaulan bebas.

Justru ini yang menimbulkan para pedofilia lebih mudah dan tak segan mencari mangsanya. Minimnya ilmu tentang seks dan keluguan seorang anak akhirnya memudahkan aksi pelaku pedofilia melancarkan aksinya. Dengan modus menjadi orang yang perhatian dengan anak, sang pelaku mulai mengambil hatinya dan mulai mengajarkan perilaku seks menyimpang tersebut. Sekalipun anak mulai curiga, pelaku mengimingkan sebuah hadiah, uang, dan bahkan bisa mengancam dengan cara kekerasan agar si korban tutup mulut.
Maka dari itu, anak harus diberikan pendidikan seks sejak dini, namun diperhatikan juga porsi penyampaiannya. Mulailah dari pengenalan alat reproduksinya dan cara menjaganya. Dan juga memberitahukan perilaku yang baik ataupun yang buruk. Sehingga anak tidak mudah tertipu oleh aksi tersangka pedofil ataupun tak mempelajarinya dari lingkungan luar karena minimnya informasi dari keluarga bisa mnenyebabkan anak ingin mencari tahu dan sebagian besar cenderung mendapat informasi yang salah, mungkin dari teman atau mungkin dari internet dsb. Disini perhatian orang tua juga perlu ditingkatkan.

Dan untuk pelaku sebaiknya diberikan hukuman yang sangat berat karena kasusu tersebut berdampak pada psikologis anak. Anak bisa mengalami trauma yang cukup lama dan bukan tidak mungkin mereka yang menjadi korban saat ini dapat menjadi pelaku pedofilia di masa mendatang.  Bercermin seperti kasus-kasus ditas yang atas dasar mereka juga pernah menjadi korban pedofilia.

 Sumber : id.wikipedia.org